Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyoroti kerja sama investasi sektor minyak dan gas dalam pertemuannya dengan Presiden Tanzania Samia Suluhu di Istana Negara, Bogor, Jawa Barat, pada Kamis, 25 Januari 2024. Ia mengharapkan kerja sama itu terus diperkuat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Ke depan Indonesia mengharapkan negosiasi antara MedcoEnergi untuk Kerja Sama LNG,” kata Jokowi dalam keterangan pers bersama usai pertemuan bilateral. MedcoEnergi adalah sebuah perusahaan energi swasta nasional terkemuka yang terbesar di Indonesia dan berkantor pusat di Jakarta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jokowi juga mengharapkan rencana investasi Essa atau Pt Surya Eka Perkasa Tbk di bidang pupuk dapat segera terealisasi.
Dalam bidang minyak dan gas, Jokowi menyoroti lagi langkah Pertamina terkait akuisisi Wentworth Resources oleh Maurel & Prom (M&P) tahun lalu.
Sebagai timbal balik dan bentuk komitmen kerja sama Indonesia terhadap Tanzania, pemerintah melalui Pertamina telah memulai program peningkatan kapasitas karyawan Tanzania Petroleum Development Corporation (TPDC) sebanyak 100 beasiswa, sebagai implementasi MoU yang ditandatangani pada kunjungan Presiden Jokowi 5 bulan yang lalu.
Presiden Tanzania mengapresiasi kerja sama Pertamina dan BUMN minyak milik negaranya. Ia percaya kesepakatan ini akan membuka lebih banyak peluang bagi investor Indonesia di Tanzania.
“Kami menyatakan kesiapan kami untuk menampung pengalaman Indonesia di bidang energi terbarukan untuk memajukan pembangunan di sektor ini yang sangat luas dan sangat menguntungkan,” kata Samia.
Secara ekonomi, nilai perdagangan bilateral Indonesia dan Tanzania pada 2022 mencapai 339,5 juta Dolar AS (ekspor Indonesia ke Tanzania senilai 276 juta Dolar AS dan impor Indonesia dari Tanzania senilai 63,5 juta Dolar AS). Produk ekspor utama Indonesia ke Tanzania, antara lain adalah minyak sawit, kertas, dan tekstil.
Dalam pertemuan di Istana Bogor disepakati lima Memorandum of Understanding di bidang kerja sama pertanian, sektor mineral, dan ekonomi biro serta maritim, peningkatan kapasitas diplomatik, dan promosi investasi serta fasilitasi.