Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Berita Tempo Plus

Cara Profesor Kumba Digdowiseiso Meroketkan Jumlah Artikel di Jurnal Ilmiah

Guru besar Universitas Nasional, Kumba Digdowiseiso, terjerat academic misconduct. Pencatutan nama juga terjadi di kampus lain.

21 April 2024 | 00.00 WIB

Jurnal dengan judul The Influence of Democratic Leadership Style, Intrinsic Motivation and Work Discipline on Employees’ Performance at PT. Pangansari Utama Food Industry, East Jakarta yanng dipulikasikan oleh Journal of Social Science, di Jakarta, 20 April 2024. Tempo/Jati Mahatmaji
Perbesar
Jurnal dengan judul The Influence of Democratic Leadership Style, Intrinsic Motivation and Work Discipline on Employees’ Performance at PT. Pangansari Utama Food Industry, East Jakarta yanng dipulikasikan oleh Journal of Social Science, di Jakarta, 20 April 2024. Tempo/Jati Mahatmaji

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ELSA Nopitasari tak menyangka skripsi yang diselesaikannya pada 2017 terbit lagi dalam versi bahasa Inggris tahun ini. Dimuat di Journal of Social Science pada 14 Februari 2024, artikel itu mencantumkan dua nama lain, yaitu dosen pembimbingnya di Universitas Nasional (Unas), Jakarta, Herry Krisnandy, serta guru besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unas, Kumba Digdowiseiso, yang sedang disorot dalam kasus kecurangan akademik atau academic misconduct.

Alumnus Jurusan Manajemen Unas itu sama sekali tak mengenal Kumba. “Saya tidak pernah bekerja sama dengan Kumba (dalam menulis skripsi),” kata Elsa kepada Tempo lewat Instagram pada Jumat, 19 April 2024. 

Elsa membuat skripsi berjudul “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Demokratis dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja Karyawan PT Pangansari Utama Food Industry”. Skripsi tersebut masuk jurnal manajemen Oikonomia yang dikelola Unas pada 8 Februari 2019. Tak ada nama Kumba Digdowiseiso dalam artikel tersebut.

Skripsi Elsa diduga didaur ulang. Judulnya “The Influence of Democratic Leadership Style, Intrinsic Motivation and Work Discipline on Employees’ Performance at PT. Pangansari Utama Food Industry, East Jakarta”. Kumba tercatat menjadi penulis ketiga. Elsa heran skripsinya bisa muncul di jurnal tersebut tanpa seizinnya. “Itu skripsi saya kok bisa ke publik, ya?” ujarnya.

Seorang pengelola situs Journal of Social Science mengaku menerima 30 artikel dalam bahasa Inggris dari Kumba pada akhir Januari 2024. Semua artikel itu dipublikasikan sekaligus pada Februari 2024. Pengelola tersebut mengklaim semua karya ilmiah itu telah dikurasi oleh enam reviewer atau peninjau. Kumba telah membayar tarif publikasi makalah tersebut.

“Kumba sebagai author yang mengirim naskah ke jurnal yang kami kelola,” ucap pengelola yang tak mau disebut namanya itu. Ia menyatakan pengelola jurnal tak mengetahui soal peran tiap penulis.



Seorang penilai artikel mengaku telah memberikan catatan koreksi dan perbaikan terhadap naskah yang dikirim Kumba. Salah satunya soal kebaruan penelitian. Artikel yang dikirim Kumba hanya meneliti variabel yang sama dengan penelitian sebelumnya. “Kebaruan seharusnya dimunculkan di penelitian tersebut,” tuturnya.

Anggota Kaukus Indonesia untuk Kebebasan Akademik atau KIKA—perkumpulan akademikus yang bergiat di dunia pendidikan—Nur Inda Jazilah mempelajari dua jurnal versi bahasa Indonesia dan Inggris yang mencantumkan nama Elsa. Kesimpulannya, artikel itu diduga kuat merupakan plagiarisme. “Proses penerjemahan dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris itu bentuk plagiarisme,” ujarnya.

Peraih gelar master dari Vrije Universiteit Amsterdam, Belanda, itu mengatakan indikasi plagiarisme sangat kuat karena artikel versi bahasa Indonesia terbit lebih dulu. Artinya, ide penelitian merupakan milik penulis jurnal yang lebih awal mempublikasikan. Adapun nama Kumba muncul belakangan sebagai penulis ketiga dalam versi bahasa Inggris. 

Anggota Dewan Pengarah KIKA, Idhamsyah Eka Putra, mengatakan produktivitas karya ilmiah Kumba Digdowiseiso di Journal of Social Science sangat janggal. Sepanjang tahun ini, Kumba mempublikasikan 84 artikel di situs itu. “Bagaimana mungkin karya yang banyak itu dimuat dalam tiga edisi?” kata dosen pascasarjana psikologi Universitas Persada Indonesia, Jakarta, tersebut.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Egi Adyatama ikut berkontribusi dalam penulisan artikel ini. Di edisi cetak, artikel ini terbit di bawah judul "Main Catut Dosen Muda".

Imam Hamdi

Bergabung dengan Tempo sejak 2017, setelah dua tahun sebelumnya menjadi kontributor Tempo di Depok, Jawa Barat. Lulusan UPN Veteran Jakarta ini lama ditugaskan di Balai Kota DKI Jakarta dan mendalami isu-isu human interest.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus