Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Kelompok Ibu-ibu Turun Aksi Indonesia Gelap, Keluhkan Cawe-cawe Jokowi di Pemerintahan Prabowo

Aksi Indonesia Gelap hari ini diikuti oleh sejumlah elemen masyarakat, termasuk mahasiswa, sipil hingga pecinta K-pop.

21 Februari 2025 | 20.07 WIB

Masyarakat sipil padati kawasan Patung Kuda, Jakarta dalam aksi Indonesia Gelap, 21 Februari 2025. Tempo/Novali Panji
Perbesar
Masyarakat sipil padati kawasan Patung Kuda, Jakarta dalam aksi Indonesia Gelap, 21 Februari 2025. Tempo/Novali Panji

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok ibu-ibu ikut turun ke jalan saat aksi Indonesia Gelap di kawasan Patung Kuda, Jakarta pada Jumat, 21 Februari 2025. Salah seorang ibu pun ikut berorasi dari atas mobil komando.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Dalam orasinya, dia mengeluhkan masih kentalnya cawe-cawe Jokowi di pemerintahan Prabowo Subianto. "Orang-orang Jokowi masih ada di kabinet Prabowo," katanya dari mobil komando, Jumat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Menurut dia, intervensi Jokowi terhadap pemerintahan baru sudah terjadi saat masa pemilihan. Dia menilai jika tanpa cawe-cawe Jokowi, maka Gibran tidak akan bisa menjadi wakil presiden. "Kebanyakan dari kita lebih pantas (jadi wakil presiden) daripada Gibran," ucapnya.

Orasi dari ibu itu disambut riuh massa aksi. Mereka menyatakan setuju dengan apa yang disampaikan oleh ibu dalam orasi singkat tersebut.

Berdasarkan sejumlah laporan Tempo, Jokowi tercatat melakukan cawe-cawe pada berbagai momen. Salah satunya untuk meloloskan putranya Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wakil presiden melalui putusan MK.

Tidak hanya itu, pada akhir masa jabatannya, Jokowi bermanuver hingga cawe-cawe ikut menentukan pemerintahan Prabowo kelak. Salah satunya menyorongkan empat nama orang kepercayaannya sebagai menteri di kabinet Prabowo.

Selain nama-nama menteri, Jokowi coba menyetir anggaran tahun depan agar Prabowo melanjutkan program dan kebijakannya, terutama membangun Ibu Kota Nusantara. Di akhir masa jabatannya, Jokowi berambisi memindahkan ibu kota dari Jakarta ke Penajem di Kalimantan Timur. Belakangan, pemindahan itu bermasalah karena ibu kota baru belum siap. Investor juga tak banyak, pembangunan infrastruktur juga bermasalah.

Untuk memuluskan semua keinginannya itu, Jokowi kabarnya mendorong Majelis Permusyawaratan Rakyat menghapus nama Soeharto dalam Ketetapan MPR tentang korupsi, kolusi, dan nepotisme. Penghapusan itu bisa membuka jalan bagi pemerintah memberi gelar pahlawan nasional kepada penguasa Orde Baru itu. Pada 2014, Prabowo mengusulkan agar mantan mertuanya itu mendapatkan penghargaan.

Aksi Indonesia Gelap hari ini diikuti oleh sejumlah elemen masyarakat, termasuk mahasiswa, sipil hingga K-popers. Dalam aksinya, massa mengkritik berbagai kebijakan pemerintahan Prabowo Subianto yang dinilai merugikan rakyat.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus