Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Kementerian Agama Tambah Dana Subsidi Madrasah Agar Setara Sekolah Negeri

Menurut Menteri Agama Nasaruddin Umar ada ketimpangan antara madrasah dan sekolah negeri.

17 Maret 2025 | 13.26 WIB

Menteri Agama Nasaruddin Umar saat ditemui di Pondok Pesantren Darunnajah, Jakarta Selatan,  17 Maret 2025. TEMPO/Rizki Yusrial
Perbesar
Menteri Agama Nasaruddin Umar saat ditemui di Pondok Pesantren Darunnajah, Jakarta Selatan, 17 Maret 2025. TEMPO/Rizki Yusrial

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Agama mengatakan akan memberi tambahan dana subsidi untuk madrasah. Menteri Agama Nasaruddin Umar menyatakan bahwa hal tersebut bertujuan untuk mengatasi ketimpangan antara madrasah dan sekolah negeri.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Namun, saat ini Nasaruddin belum membeberkan jumlah dana bantuan tersebut. "Ya mungkin memang tidak langsung sekaligus ya, tetapi nanti bertahap. Cuma yang jelas kita sudah masuk dalam perhitungannya," kata dia di Pondok Pesantren Darunnajah, Jakarta Selatan, Senin, 17 Maret 2025.  

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Nasaruddin mengatakan memang ada ketimpangan kondisi antara sekolah negeri dan madrasah, khususnya dalam hal gaji guru. Menurut dia, guru di sekolah negeri bisa mendapatkan gaji hingga Rp 4,5 juta, sementara guru di madrasah hanya menerima sekitar Rp 100 ribu per bulan.  

"Gajinya yang di seberang itu (sekolah negeri) Rp 4,5 juta, sementara di madrasah sana yang gedungnya nempel di tembok masjid Rp 100 ribu per bulan," kata Nasaruddin. 

Menurut Nasaruddin, banyak guru di sekolah negeri masih mengajukan tunjangan dan fasilitas lainnya. Sementara itu, guru di madrasah bahkan ada yang tidak memiliki kendaraan, seperti sepeda. "Tapi mereka (guru madrasah) enggak pernah minta tunjangan macam-macam seperti seberang (sekolah negeri) yang Rp 4,5 juta ini. Suami istri mau beli mobil di sebarang jalan, madrasah jangankan mobil, sepeda aja enggak punya. Tapi berkahnya luar biasa," kata dia.  

Ia juga membandingkan fasilitas yang diberikan negara kepada sekolah negeri dan madrasah. Menurut dia, sekolah negeri dibangun oleh pemerintah, guru-gurunya digaji dan diangkat oleh negara, bahkan pegawai kebersihannya pun dibiayai oleh negara. Perpustakaan difasilitasi oleh pemerintah, dan ijazah dari sekolah negeri juga diprioritaskan.  

Di sisi lain, madrasah harus mengandalkan swadaya. Menurut Nasaruddin, tanah untuk membangun madrasah banyak yang dibeli oleh yayasan, bukan oleh negara. "Laboratorium? Bukan dibelikan oleh negara, karyawan-karyawan bukan digaji oleh negara," kata Nasaruddin.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus