Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Buruh Said Iqbal membeberkan sejumlah alasan mengapa dirinya mencium tangan bakal calon presiden Ganjar Pronowo. Ia menyebut aksinya tersebut merupakan bagian dari adab dan akhlak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelumnya beredar foto Iqbal mencium tangan Ganjar dalam agenda pertemuan ratusan buruh saat bersilaturahim ke kantor perwakilan Provinsi Jawa Tengah di Jakarta pada Senin, 1 Mei 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Iqbal bercerita kalau dirinya merupakan keturunan keluarga habib. Ayahnya kata Iqbal, adalah Habibs Djamaludin bin Habib Yusuf Baabuds. Ibunya seorang Habibah, Sarifah binti Habib Ustman Alaidrus.
"Di keluarga kami, Ibu Saya Mimi, Walet Papa mengajarkan tentang adab dan akhlak dari kecil tentang cium tangan kepada 3 kategori. Pertama orang berilmu walau lebih muda cium tangan. Misal ustaz di kampung dan lain sebagainya. Kedua orang yang lebih tua, ketiga adalah orang yang karena fungsinya, pantas kita hormati. Karena kerja untuk negara pantas dihormati," katanya dalam keterangan tertulis, Jumat, 5 April 2023.
Iqbal pun menyimpulkan bahwa praktik cium tangan bukan kali pertama ia lakukan, di mana sebelumnya Iqbal juga melakukannya pada pimpinan negara dan tokoh politik lainnya. Termasuk kepada senior di serikat pekerja, Said Iqbal juga cium tangan.
"Ketemu Pak Anies ketika mendukung cagub DKI cium tangan, ketika jadi gubernur saya cium tangan. Ketemu Prabowo saat dukung pemilu cium tangan, setelah capres cium tangan, ketemu bang Rizal Ramli guru kami, saya cium tangan," katanya.
Termasuk kata Iqbal, saat bertemu dengan Ganjar, Iqbal cium tangan. Iqbal juga mengaku mencium tangan Marbot masjid yang sepuh usai salat, sebagai bentuk hormat sudah membersihkan masjid. Juga, dengan tukang bakso kata Iqbal, sewaktu kecil juga dicium tangannya karena usianya lebih tua.
Mempraktikan Budaya Feodal
Iqbal merasa tak keberatan jika aktivitas mencium tangan Ganjar disebut-sebut sebagai praktik feodal. Iqbal menyampaikan bahwa dulu kepada ibu dan bapaknya, ia bahkan mencium lutut.
Bagi Iqbal, hal tersebut bukan feodal tapi sebagai ekspresi sayang dan hormat kepada orang yang berilmu, kepada orang yang bertugas untuk negara.
"Itu adab dan akhlak yang diajarkan oleh orang tua saya kepada saya. Bahkan kalau itu Habib, saya cium tangan, saya cium pipi tiga kali. Itu adab, bukan feodal," tegasnya.
Iqbal mengatakan jika perbuatannya dianggap feodal, ia akan melanjutkan feodalismenya itu.
"Bagi keluarga kami, cium tangan adalah sebuah penghormatan," lanjutnya.
Selanjutnya: Dugaan politisasi
Iqbal menilai, foto dirinya itu jadi bahan politisasi mengingat momennya saat ini tahun politik. Maka konsekuensinya setiap orang menilai sesuai kepentingan politik dan hasratnya saja.
"Saya dan Partai Buruh menolak politik adu domba dan fitnah. Saya sedih dengan hasrat politik menghalalkan segala cara. Saya ingin politik bersih dan tetap bersaudara," kata Iqbal.
Iqbal lantas mempertanyakan, siapa dan apa tujuan orang menyebarkan photo tersebut sehingga akhirnya viral.
"Apakah hanya kita berbeda pandangan politik urusan duniawi, adab dan akhlak kita membenarkan adu domba dan fitnah? Apakah pandangan politik kita melebihi Allah SWT, hanya karena kita merasa paling benar hanya karena masalah duniawi yang disebut politik?" tanya Iqbal.
Iqbal menegaskan kalau Partai Buruh, didirikan bukan untuk sekelompok orang yang mungkin sudah punya pilihan politik tertentu.
"Tetapi untuk membela para buruh, petani yang tertindas," ucapnya.