CARILAH wangsit sampai ke Gunung Ciremai, kata Abah Eman, 100 tahun, dukun di Kelurahan Plumbonsari, Kecamatan Karawang, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. "Klien"-nya -- 15 petani, pedagang, dan pegawai negeri yang ingin mencari jalan pintas untuk hidup senang -- setuju. Maka, pada Ahad minggu lalu, dimulailah pendakian Gunung Ciremai di Kuningan. Tinggi gunung itu 3.070 meter dari permukaan laut. Tapi tak ada yang takut. Padahal, tak seorang pun yang punya pengalaman naik gunung sebelumnya. Usia mereka -- ada yang berkaitan famili dengan Eman -- rata-rata di atas kepala empat. Bahkan empat di antaranya wanita. Yang lebih gila, salah seorang di antara pemburu wangsit itu tunanetra. Abah Eman sendiri yang memimpin rombongan. Ia mengatakan sudah dua kali datang ke Ciremai dan pernah menemukan sumber air yang rasanya seperti air zam-zam. Awal perjalanan berjalan baik. Karawang-Kuningan ditempuh dengan kendaraan umum sampai ke Desa Palutungan di kaki gunung. Lalu disambung dengan berjalan kaki. Tukang warung di desa itu segera mengingatkan supaya perjalanan tidak dilanjutkan. Karena kawasan itu terus-menerus diguyur hujan. Mereka cemas melihat rombongan semuanya amat amatiran. Mereka hanya berbekal baju yang menempel di badan. Belum lagi harus menuntun Rajim, petani berusia 50 tahun yang buta dan berjalan dengan tongkat. Namun, tiga hari kemudian, para pendaki itu berhasil juga mencapai puncak gunung. Di sana mereka semalaman bersemedi. Suhu udara yang rata-rata 5 derajat Celcius dan pakaian yang basah kuyup tidak menghalangi niat mereka mencari wangsit. Esok harinya mereka langsung turun. Tapi perjalanan menjadi tidak indah lagi. Orang-orang itu sudah kehabisan "batere". Apalagi perbekalan makanan langsung terkena hujan pada hari pertama, sehingga tidak bisa dimakan lagi. Dengan gagah mereka masih mencoba berjalan beberapa hari lagi, sebelum akhirnya 12 orang menyerah. Dalam kondisi lemas, dukun Eman memerintahkan empat orang yang masih kuat untuk mencari makanan dan bantuan. Mereka terpaksa mencari pertolongan sendiri karena rombongan itu tidak melapor pada pos polisi di kaki gunung. Jumat malam minggu lalu, kabar itu sampai di posko Palutungan, dan aparat keamanan segera bergerak. Tim SAR (Search and Rescue) Polres Kuningan dibantu masyarakat setempat dikerahkan ke Gunung Ciremai. Baru pagi harinya, para pencari ini menemukan tiga orang terpisah dari rombongan. Ketiganya sudah dalam keadaan tak sadarkan diri. Sembilan orang lainnya baru ditemukan dua jam kemudian. Mereka tergeletak di sekitar Gua Walet pada ketinggian 2.500 meter dari permukaan laut. Semuanya sudah tak bernyawa lagi. Berbeda dengan pendakiannya yang diam-diam, penurunan rombongan ini melibatkan lebih dari 1.000 penduduk sekitar. Membawa jenazah lewat jalan curam memang bukan pekerjaan mudah. Baru Senin siang minggu ini, kesembilan jenazah pencari wangsit itu diturunkan dan dibawa ke RSU Kuningan. "Padahal, sejak bulan Januari kami telah mengumumkan bahwa gunung ini ditutup untuk pendakian karena bahaya musim hujan," kata koordinator Tim SAR, Mayor Emron P. Agung. Gunung Ciremai memang dipercayai oleh pemburu mimpi sebagai gudang wangsit. Diah Purnomowati dan Ida Farida
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini