Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Garut - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Garut, Jawa Barat, memastikan hanya dua bakal calon bupati dan wakil bupati yang maju dalam pemilihan kepala daerah atau Pilkada 2024. Ketua KPU Kabupaten Garut, Dian Hasanudin, mengatakan semua partai telah menyatakan dukungan terhadap dua pasangan calon yang akan maju di Pilkada Garut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kedua pasangan calon itu yakni Helmi Budiman-Yudi Nugraha Lasminingrat dan Abdusy Syakur Amin-Luthfianisa Putri Karlina. "Hanya satu partai non parlemen yang belum memberikan dukungan, jadi pendaftaran masih kita buka," ujar Dian, Kamis, 29 Agustus 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Helmi merupakan wakil bupati dua periode 2014-2023 dan Yudi adalah Ketua PPP Garut. Dia bersama Yudi didukung Partai Keadilan Sejahtera, PPP, Partai Solidaritas Indonesia, dan Perindo.
Sedangkan lawannya didukung gabungan partai koalisi Indonesia maju atau KIM, yakni Partai Golkar, Gerindra, Nasdem, Demokrat, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai Bulan Bintang, Gelora, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Amanat Nasional, Ummat, dan buruh.
Pencalonan Syakur-Putri, sempat menjadi sorotan. Alasannya karena semua kader partai yang telah mendapatkan surat rekomendasi mendadak tidak lolos. Bahkan calon Bupati dari Partai Demokrat, Dudung Sudiana, tiba-tiba mengundurkan diri sehari menjelang pendaftaran ke KPUD.
Syakur merupakan Rektor Universitas Garut, sedangkan Putri berlatar belakang pengusaha yang juga anak sulung Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto.
Ketua Partai Golkar Kabupaten Garut, Euis Ida Wartiah, mengaku alasan penunjukan Syakur dari Golkar karena memiliki tingkat elektoral yang lebih baik dibandingkan dengan kader partai. Sedangkan Putri diusung dari Partai NasDem. "Kami ingin menang, karena sudah 16 tahun Golkar tidak memiliki bupati," ujarnya.
Ketua PDIP Garut, Yudha Puja Turnawan, enggan berkomentar terkait pengusungan Syakur-Putri. Sehari sebelum pendaftaran pun beredar foto pemberian surat dukungan B1KWK dari DPP PDIP ke Putri, tanpa didampingi perwakilan partai banteng Kabupaten Garut.
Bahkan surat itu diberikan kepada Putri oleh Ketua Partai Gerindra Garut, Enan, di kantor DPP PDIP. "Sudah jadi keputusan pusat," ujar Yudha singkat di halaman KPUD Garut, Jalan Suherman, Tarogong Kaler, Rabu, 28 Agustus 2024.
Luthfianisa Putri Karlina membatah bila orang tuanya melakukan cawe-cawe politik demi mendapatkan dukungan dari partai koalisi KIM. Dia mengaku bahwa dukungan dari partai karena menilai dirinya layak untuk memimpin Garut.
"Enggak lah (tidak ada cawe cawe). Orang tua tidak akan mendukung kalau saya tidak layak. Hanya memberikan restu, dukungan dan jalur komunikasi saja, sisanya saya usahakan sendiri," ujar Putri Karlina.
Pilihan editor: Begini Respons MK atas Pengajuan Banding Anwar Usman