Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nusa

Langkah Soebrantas

Gubernur Riau, Soebrantas Siswanto, menggeser karyawan-karyawan di kantor gubernur, karyawan tenaga teknis disebar ke berbagai daerah tingkat II. Pergeseran juga terjadi pada golongan I. (dh)

3 Februari 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

LANGKAH-langkah Gubernur Riau, Soebrantas Siswanto, mengejutkan. Setidaknya bagi sementara pegawai kantor gubernur sendiri. Sejumlah pegawai di kantor gubernur digeser. Ada yang ditukar jabatannya dari pos satu ke pos lain. Tapi ada juga yang 'dilempar' ke daerah tingkat II. Tindakan ini mengejutkan sementara kalangan kantor gubernur sendiri. Sebab tadinya diduga Soebrantas tidak akan membawa perubahan yang mengesankan adanya perbedaannya dengan Arifin Ahmad dulu. Sekretaris Wilayah Daerah Syarifuddin Lubis mengakui adanya kesan semacam itu di luaran. Meskipun menurutnya kesan seperti itu tak perlu. "Apa yang kita lakukan berdasarkan pada semakin membengkaknya volume pekerjaan dan dana yang meningkat pada Pelita III nanti," katanya dua pekan lalu. Bukan itu saja. Menurut Syarifuddin sebagai bupati Soebrantas dulu sering melihat adanya kesulitan penyusunan pola pembangunan oleh berbagai daerah tingkat II karena kurangnya tenaga teknis. Sekarang tenaga-tenaga teknis yang ada di kantor gubernur ini sebagian dianggap perlu disebarkan ke berbagai daerah tadi. Karyawan yang disebut sebagai tenaga teknis dan yang akan disebar ke berbagai daerah tingkat II itu ada 42 orang. Di antaranya 24 berpendidikan perguruan tinggi. Kebanyakan dari jurusan sosial politik, ekonomi dan hukum. Termasuk seorang keponakan Arifin Ahmad. Kecuali tenaga teknis dan berpendidikan tinggi, pergeseran pun terjadi di kalangan pegawai golongan I. Khususnya mereka yang selama ini bekerja di berbagai unit perusahaan daerah. Mereka ini hanya diminta memilih: tetap di perusahaan daerah atau kemhali ke lingkungan kantor gubernur. Sampai Januari lalu 196 orang di antara mereka memilih pilihan kedua. Sebab kalau mereka tetap di perusahaan daerah khawatir kelak tidak akan mendapat tunjangan pensiun. Motto Soebrantas: membangun dari desa. Tekad ini tampaknya hendak betul-betul dilaksanakan. Kecuali ia 'melempar' sejumlah tenaga teknis ke berbagai daerah tingkat II dan perbaikan di kecamatan-kecamatan, ternyata ia pun kini lebih betah tinggal di rumah pribadinya semasih jadi bupati di pinggir kota. Hanya tentu saja sudah didandani.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus