GEDUNG di Senayan itu tidak lagi gawat. Tapi jika ABRI mengirimkan sejumlah prajurit untuk terjun (sekitar 200 perwira) itu karena mereka bertugas: jadi anggota DPR/MPR. Para perwira ABRI yang akan aktif pada lembaga perwakilan rakyat itu berbeda dengan periode sebelumnya. Bukan cuma jumlahnya yang berkembang dari 75 menjadi 100 orang di DPR. ABRI kali ini juga lebih serius mempersiapkan calonnya. Pimpinan ABRI, misalnya, menyelenggarakan sejumlah kursus dan orientasi bagi perwira menengah dan perwira tingginya sebelum diterjunkan ke gelanggang politik. "Fraksi ABRI harus menjadi kuat dan ampuh. Kuat tidak diartikan dalam jumlah personel yang duduk dalam DPR/MPR, tapi lebih pada aspek kualitas," kata Pangab Jenderal L.B. Moerdani di depan peserta orientasi calon anggota DPR/MPR untuk Fraksi ABRI pekan lalu. Kesiapan ABRI di lembaga legislatif terutama untuk menghadapi suasana dewan yang berbeda dengan masa sebelumnya. Lembaga legislatif di masa datang, kata Pangab, bukan lagi sebagai forum adu kekuatan politik seperti sebelumnya. DPR juga bukan tempat konfrontasi antara kekuatan pendukung pemerintah dan oposisi. Meski mereka duduk di kursi DPR bukan terpilih lewat pemilu seperti Golkar dan parpol, tidaklah berarti ABRI akan mengesampingkan aspirasi dan permasalahan yang datang dari rakyat kebanyakan. "Fraksi ABRI justru mencoba untuk bisa lebih peka lagi," kata seorang perwira tinggi. ABRI, katanya, tidak punya beban untuk memberikan tekanan pada organisasi atau kelompok masyarakat yang diwakilinya seperti parpol dan Golkar. Dengan begitu, fraksi ABRI bisa lebih leluasa menangkap dan menyalurkan suara rakyat seluruhnya, tanpa mempertimbangkan dari kelompok yang mana. Karenanya, berbeda dengan periode sebelumnya, DPR bukan lagi menjadi "tempat buangan" bagi perwira tinggi yang pensiun seperti anggapan selama ini. Kesan ini bukannya tanpa alasan. Lihat saja. Jumlah purnawirawan yang akan duduk di kursi DPR menyusut. Dari 100 calon anggota, hanya 21% saja yang sudah pensiun. Padahal, periode sebelumnya jumlah pensiunan pada fraksi ini lebih dari 40%. Yang menonjol dalam komposisi keanggotaan adalah jJumlah jenderal yang masih aktif. Dari 41 perwira tinggi, 22 orang masih aktif. Mereka terdiri dari delapan orang mayor jenderal dan 14 brigadir jenderal. Sisanya, 59 orang diisi oleh angkatan muda, yaitu perwira menengah berpangkat kolonel. Penampilan jenderal aktif dan sejumlah perwira menengah yang menonjol tersebut, menurut seorang perwira tinggi di Mabes ABRI, memang dikaitkan dengan beleid ABRI di forum DPR. "DPR merupakan gelanggang bagi ABRI untuk bermain politik secara langsung," katanya. Di samping itu, DPR juga merupakan tempat latihan bagi angkatan muda untuk mulai melibatkan diri dalam kancah politik. "Mereka memang disiapkan untuk menjadi pemimpin yang harus peka dengan permasalahan politik kenegaraan," katanya. Itu sesuai dengan peranan ABRI sebagai dinamisator dan stabilisator. Kiprah ABRI untuk berperan di lembaga perwakilan rakyat bukan cuma di fraksinya. Beberapa jenderal yang sudah pensiun ditugasi memperkuat tim Golkar. Alumni Fraksi ABRI 1982-1987, sebanyak 26 orang akan ditugasi untuk memperkuat Fraksi Karya Pembangunan (FKP), antara lain Letjen (Pur.) M. Kharis Suhud dan Mayjen (Pur.) Soeharto. Kharis Suhud, Ketua Fraksi ABRI dan Wakil Ketua DPR/MPR, disebut-sebut bakal naik menjadi ketua. Sedang Soeharto kabarnya akan dicalonkan Golkar untuk menjadi Ketua FKP. Pensiunan perwira tinggi lainnya yang pindah ke FKP adalah Laksamana (Pur.) R.S. Subyakto, Letjen (Pur.) G.H. Mantik, dan Mayjen (Pur.) Gunarso S.F. FKP juga masih punya beberapa tokoh purnawirawan ABRI seperti R. Soekardi dan R. Soegandhi Kartosubroto yang mungkin akan menempati jabatan pimpinan di DPR/MPR dan fraksi. Sedang Sarwo Edhie Wibowo, Kepala BP7, tercatat sebagai anggota Dewan mewakili DKI Jakarta. Untuk fraksinya sendiri, dalam periode 1987-1992, ABRI masih mempertahankan 20 orang anggota lama, separuhnya berpangkat kolonel aktif dan selebihnya perwira berbintang yang sudah pensiun. "Ini terutama untuk menjaga kelangsungan dengan meninggalkan orang yang sudah punya pengalaman," kata Mayjen (Pur.) Soeharto. Mayjen Saiful Sulun, sebelumnya Pangdam V/ Brawijaya, disebut-sebut akan menjadi Wakil Ketua DPR/MPR. Sedang ketua fraksi, kemungkinan adalah Mayjen Soeripto, eks Pangkostrad. Pertimbangan ABRI menerjunkan perwira tinggi masuk DPR, kata Mayjen (Pur.) Soeharto, antara lain untuk lebih memantapkan perannya di lembaga itu. Yang harus diperhatikan, katanya adalah segi security dan prosperity. Pengertian security di DPR adalah upaya untuk menjaga agar produk lembaga legislatif yang berupa undang-undang itu bisa dilaksanakan semestinya dan tidak diselewengkan. Kecuali 100 orang yang menjadi anggota DPR, ABRI akan diperkuat lagi dengan 51 orang anggota MPR. Anggota MPR utusan ABRI tersebut terdiri dari 47 perwira tinggi dan 4 orang kolonel. Secara total di DPR/ MPR ada 88 orang perwira tinggi dan 63 orang kolonel. Dalam daftar tersebut tercatat Pangab L.B. Moerdani, beberapa pejabat teras Mabes ABRI, keempat kepala staf dan polri, panglima kodam dan beberapa kapolda, serta pejabat keempat angkatan. Fraksi ABRI juga diperkuat dua menteri: Mayjen Moerdiono dan Marsma Ginandjar Kartasasmita. A. Margana
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini