Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan atau Menkopolhukam Mahfud Md mengungkapkan peran besar Bung Karno dalam kelahiran Pancasila.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut dia, 77 tahun yang lalu, pada 1 Juni 1945, Bung Karno menyampaikan pidato di Sidang BPUPK tentang dasar negara yang diusulkan, yakni Pancasila. Tanggal 22 Juni 1945 Bung Karno memimpin Tim 9 yang mengolah usulnya menjadi Mukadimah yang dikenal sebagai Piagam Jakarta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Setelah melakukan perbaikan dengan kesepakatan baru pada tanggal 18 Agustus 1945 PPKI menyepakati Mukadimah menjadi Pembukaan UUD 1945 yang memuat lima sila dasar negara yang isinya adalah Pancasila yang kita sepakati sekarang ini sebagai 'mietsaqon gholidza' atau kesepakatan luhur," kata Mahfud dalam keterangan tertulisnya dalam Peringatan Hari Lahir Pancasila, Rabu, 1 Juni 2022.
Bung Karno, kata Mahfud, menyampaikan Pancasila dan substansinya pada 1 Juni 1945, meski belum diterima saat itu.
Kemudian pada 22 Juni 1945, lahir Piagam Jakarta yang ada Pancasila di dalamnya meskipun masih ada 7 kata sensitif tentang menjalankan syariat Islam dan pada 18 Agustus 1945, Bung Karno memimpin Sidang Pengesahan Pembukaan UUD yang memuat Pancasila dan Batang Tubuh UUD. Sila pertama diperbaiki lagi menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa.
"Jadi semuanya ada peran besar Bung Karno, jangan dipertentangkan seakan-akan Bung Karno anti-Piagam Jakarta karena Piagam Jakarta yang membuat Bung Karno," papar Mahfud.
Mahfud menekankan bahwa Pancasila adalah bukti kesepakatan luhur (mietsaqon gholiedza) yang menjadikan Indonesia sebagai "dar al mietsaq" atau "dar al ahdi" atau negara dengan kesepakatan dalam perjanjian kolektif.
"Dengan Pancasila, Kita bersatu dalam titik temu (kalimatun sawa), bersatu dalam keberagaman," tegas Mahfud Md.