Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Meneliti bukan orang jawa

Penelitian sosial budaya dilakukan lipi. (nas)

4 Februari 1984 | 00.00 WIB

Meneliti bukan orang jawa
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
PENELITIAN orientasi budaya kelompok-kelompok masyarakat di Indonesia ternyata telah dilakukan LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia). Idenya datang dari Presiden Soeharto. Menurut Deputi Kectua LlPI Bidang llmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan Dr. Mochtar Buchari, pada l979 Presiden menyampaikan perluya penelitian tentang pengajaran P-4 dalam keluarga kepada pemimpin LIPI: seberapa jauh oramgtua menyampaikan ajaran P-4 kepada para anaknya? LlPl waktu itu langsung menyanggupi. Tahun itu juga mereka mulai bekerja Sebuah tim dibentuk, beramggotakan banyak ahli, termasuk dari luar LIPI. Ada sedikit perubahan: pertanyaan yang diajukan tidak langsung mengenai P-4 tapi tentang harapan yang mereka inginkan terhadap anak mereka dan nilai apa yang seharusnya dianut. "Jika pertanyaamya langsung mengenai P-4, akan jadi pertanyaan politis yang tak mungkin dilakukan LIPI. Penelitian LIPI harus bersifat akademis," kata Mochtar Buchari.' Mula-mula, dilakukan penelitian penndahuluan, dengan mengamati, mencatat, dan menganalisa keadaan sosial budaya kelompok masyarakat yang akan diteliti. Untuk itu, para anggota tim memhagi tugas. Misalnya Abdurrahnan Wahid meneliti kelompok Tarekat, Umar Kayamu untuk Bugis dan Makassar, Mely G. Tan untuk keturunan Cina, Taufik Abdullah untuk Aceh, dan Subagio Sastrowardjojo untuk Jawa. Dari penelitian pendahuluam imi, tim menyimpulkan: pengelompokan masyarakat berdasarkan suku (etnis) untuh memgetahui orientasi sosial budayanya tak bisa dipakai. Alasannya pengaruh luar, interaksi dengan suku laim serta tempat menetap yang baru ternyata menyebahkan pandangan suatu suku terhadap suatu masalah sudah tak seragam lagi. "Misalnya, banyak orang Jaw-a yang sekarang sifat imdividualistisnya meningkat dan sifat kolektifnya hilang. Ada orang Batak yang men-Jawa, atau Cina Semarang dan Blora yang sangat terpengaruh Jawa. Karena itu, tim itu lalu mengadakan penelitian per daerah, tidak per suku," tutur Mochtar Buchari. Ada semhilan daerah yang penelitiannya sudah menyelesaikan tahap kedua, yaitu survei sosial budaya dengan menyebar pertanyaan, antara lain Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Sumatera Utara, dan Lampung. Yang dimaksud orientasi sosial budaya adalah nilai-nilai yang mendasari perilaku suatu masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan. Untuk mengetahuinya, dlajukan pertanyaan yang menyangkut tujuh hal: antara laim pandangan tentang agama, makna hidup, dan fungsi kerja. Pandangan terhadap agama tidak dimasukkan dalam analisa karena hanya lima daerah yang memberikan jawaban. Berdasarkan jawaban responden, disimpulkan: responden Sul-Ut, Sum-Ut, dan Kal-Sel berorientasi indivualistis-kompenitif. Maluku Utara dan Sul-Sel individuaistis kooperatif. Responden Kal-Tim, Sul-Teng dan Lombok kolektivistis idealistis, sedang Lampung: kolektivistis realistis. Masyarakat yang individualistis komperitif orientasi budayanya keras dan menentingkan persaingan. Individualistis kooperaiif: tuntutan keras, tapi sifat tolong menolong besar. Hasil penelitian ini, menurut Buchari, sangat penting karena kita bisa tahu timgkah laku masyarakat dengan lebih baik, tidak meraba-raba. "Kita bisa menerjemahkan kebijaksanaan nasional tanpa nenimhukan gesekan, jika orientasi sosial budayanya diketahui," ujarnya. Keengganan suatu masyarakat asli menerima transmigran, misalnya, bisa lebih dipahami.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus