Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bola Liar Bunda Putri
KETERANGAN mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera Luthfi Hasan Ishaaq soal keterlibatan Bunda Putri dalam kasus suap impor daging menyodok Istana. Dalam kesaksiannya di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Kamis pekan lalu, Luthfi mengaku dikenalkan Bunda Putri alias Non Saputri oleh Ketua Majelis Syura PKS Hilmi Aminuddin. Bunda Putri adalah penghubung antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Hilmi Aminuddin. Perempuan itu juga disebut anak pendiri Partai Golkar.
Nama Bunda Putri pertama kali muncul dalam rekaman telepon antara Luthfi dan Ridwan Hakim, anak Hilmi. Dalam percakapan itu, Ridwan kemudian menyerahkan teleponnya kepada perempuan yang diketahui bernama Non Saputri tersebut. Dengan Luthfi, Bunda Putri membahas perihal reshuffle kabinet dan menyebut sejumlah nama, di antaranya Haji Susu, Pak Tan, Dipo, dan Pak Lurah.
Mendengar kesaksian Luthfi, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menggelar jumpa pers dan menuding Luthfi berbohong. "Seribu persen Luthfi bohong. Saya tidak tahu, saya tidak kenal, dan tidak ada kaitan dengan saya," kata Yudhoyono. Ia mengatakan sudah memerintahkan Menteri-Sekretaris Negara Sudi Silalahi menghubungi Menteri Pertanian Suswono untuk mengecek.
Heboh Siapa Bunda Putri
Bunda Putri alias Non Saputri disebut dekat dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Dari urusan bisnis sampai reshuffle kabinet bisa diaturnya.
Bekas Presiden Partai Keadilan Sejahtera Luthfi Hasan Ishaaq. Mengaku pernah berhubungan via telepon dengan Bunda Putri membahas reshuffle kabinet.
"Bunda kan mengkondisikan para decision maker. Kerjaan lebih berat yang mengkondisikan daripada pengambil keputusan sendiri. Ya, Allah," ujar Luthfi dalam percakapannya dengan Bunda Putri yang diputar di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi.
Menteri Pertanian Suswono. Mengaku pernah mengunjungi rumah Bunda Putri di Pondok Indah, Jakarta Selatan. Suswono mengaku menanyakan soal orang yang mengaku adik Wakil Presiden Boediono, Tuti Iswari, yang disebut mengurus kuota impor daging.
"Saya pernah melihat Bunda Putri bersama dengan Tuti di Kalimantan," ujar Suswono saat menjadi saksi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi.
Ridwan Hakim, anak Ketua Majelis Syura PKS Hilmi Aminuddin. Ridwan mengaku di rumah Bunda Putri saat malam penangkapan Ahmad Fathanah dan diminta memanggil Luthfi Hasan Ishaaq untuk ditanya soal penangkapan itu.
"Itu suap antara swasta dan swasta, tidak ada hubungannya dengan menteri atau partai," kata Ridwan menirukan pernyataan Luthfi kepada Bunda Putri saat itu dalam persidangan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi.
Gugatan Khofifah Ditolak
DI hadapan majelis hakim konstitusi, Soekarwo menyodorkan tangan kanannya kepada Khofifah Indar Parawansa. Dengan mata berkaca-kaca, Khofifah menyambut ajakan salaman rival politiknya itu.
Inilah adegan terakhir ketika ketua majelis hakim konstitusi Hamdan Zoelva mengumumkan putusan sengketa hasil pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur, Senin pekan lalu. Seluruh gugatan yang diajukan Khofifah dengan pasangannya, Herman Sumawiredja, ditolak. Putusan hanya dijatuhkan oleh delapan hakim konstitusi setelah Akil Mochtar tersangkut kasus dugaan korupsi.
Dalam amarnya, Mahkamah Konstitusi menganggap Soekarwo tak terbukti memakai Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah untuk kampanye. Meski stiker program memuat foto Soekarwo, itu bukan kapasitas sebagai calon gubernur dalam pemilihan kepala daerah, melainkan sebagai gubernur inkumben. Menurut majelis, anggaran kampanye juga sudah diperiksa Badan Pemeriksa Keuangan.
Suap Penempatan Notaris di Kantor Menteri Amir
Lilik Sri Haryanto, Direktur Perdata pada Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, mengundurkan diri. Ini dilakukan menyusul dugaan menerima suap untuk mengurus penÂgangkatan notaris di sejumlah wilayah.
Kejadian bermula saat anggota staf Direktorat Perdata menerima amplop cokelat dari seseorang untuk diserahkan kepada Direktur Perdata Lilik Sri Haryanto. Amplop itu diserahkan oleh anggota staf melalui jenjang hierarki sampai ke tangan Direktur Perdata. Kejadian ini dilaporkan ke Wakil Menteri Hukum dan HAM Denny Indrayana. Denny meneruskan ke Inspektorat Jenderal.
Tim pemeriksa pun dibentuk dan menemukan amplop berisi Rp 95 juta di apartemen Lilik. Menteri Hukum Amir Syamsuddin memerintahkan Lilik melaporkan uang itu ke Komisi Pemberantasan Korupsi. Menteri Amir mengaku tengah mempertimbangkan permohonan pengunduran diri Lilik.
Pembunuh Holly Tertangkap
POLISI menyimpulkan pembunuhan Holly Angela Hayu di Apartemen Kalibata City, Jakarta Selatan, sudah lama direncanakan. Rencana pembunuhan itu terungkap dari pengakuan dua terduga pembunuh Holly. Keduanya telah dicokok setelah tim Kepolisian Daerah Metro Jaya menelusuri rekaman kamera pengamanan apartemen.
Juru bicara kepolisian, Komisaris Besar Rikwanto, menyebutkan dua orang itu adalah AL dan S. AL ditangkap di rumahnya di kawasan Bojonggede, Depok, Selasa pekan lalu. Adapun S dibekuk di daerah Karawang, Jawa Barat, sehari sebelumnya. Satu tersangka lagi masih dikejar. Para pelaku, menurut polisi, menyewa kamar di lantai enam apartemen itu untuk mengintai Holly sebelum melakukan pembunuhan.
Holly ditemukan dalam keadaan bersimbah darah di kamar E 09 AT, Senin malam dua pekan lalu, oleh warga dan satuan pengamanan apartemen. Istri Auditor Utama Keuangan Negara I Badan Pemeriksa Keuangan Gatot Supriantono ini tewas dalam perjalanan ke Rumah Sakit Tria Dipa, Pasar Minggu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo