HUJAN baru saja reda. Sekitar 600 mahasiswa dari 41 perguruan
tinggi se-Indonesia berkumpul di bawah tiang bendera utama
gedung DPR-RI, Senayan Jakarta, Senin pekan ini. Dengan suara
lantang mereka mengikuti seorang mahasiswa yang membacakan
"Proklamasi Mahasiswa Indonesia". Anak-anak kampus itu
menyatakan "tetap berpegang teguh pada anggaran dasar dan
anggaran rumah tangga keluarga mahasiswa yang telah ada dan
melepaskan diri dari segala kekuasaan yang membelenggu
kemerdekaan mahasiswa Indonesia, . . . "
Semula kehadiran mereka untuk mengikuti sidang tahap akhir
mengenai usul interpelasi tentang NKK/BKK. Tapi keputusan sidang
yang menolak usul interpelasi itu, agaknya mendorong mereka
menyatakan sikap seperti telah disebutkan.
Sidang pleno DPR kali ini agak berbeda dengan biasanya, malah
bisa dikatakan sedikit istimewa. Untuk pertama kalinya sejak DPR
hasil Pemilu '71 baru sekarang ini pengambilan keputusan dalam
sidang pleno dilakukan melalui voting. Dan voting ini justru
untuk menentukan nasib dari salah satu hak anggota DPR, yang
selama ini belum pernah dilaksanakan: hak interpelasi.
Memang banyak orang telah menduga sebelumnya, usul interpelasi
H.M. Syafi'i Sulaiman dkk. akan menemui jalan buntu alias
ditolak. Ini sudah nampak sejak usul interpelasi itu diajukan,
24 November tahun lalu. Dalam beberapa kali sidang, tak
menghasilkan kata mufakat. F-ABRI dan F-KP selalu menolak usul
tersebut untuk dijadikan usul DPR. Dua fraksi lainnya, F-PDI dan
F-PP, sebaliknya, selalu menyetujui usul tersebut.
Tiadanya mufakat, menurut M.H. Isnaeni, pimpinan sidang pleno
kali ini memaksa "Badan Musyawarah dan Pimpinan DPR-RI untuk
menggunakan pasal 142-143 Tata Tertib DPR". Pasal itu antara
lain berbunyi: membolehkan/mengatur pelaksanaan voting, kalau
keputusan secara mufakat tak bisa dicapai.
Voting itu sendiri dilakukan secara langsung dengan cara
berdiri. Walaupun ketua sidang bilang, "Sama sekali tidak ada
maksud apa-apa," cara voting tersebut mengundang gerutu beberapa
anggota.
Semua fraksi memang konsisten dengan sikap mereka sejak awal
mula usul interpelasi ini diajukan. F-ABRI dengan 59 suata dari
61 yang mengisi daftar hadir menolak. Juga F-KP dengan 220
anggotanya yang hadir, menolak. Sementara F-PP dan F-PDI, dengan
suara sebanyak 83 dan 18, setuju. Jelasnya, 101 suara setuju
melawan 279 tidak setuju. Ini artinya: usul interpelasi tersebut
ditolak untuk dijadikan interpelasi DPR.
Lantas apa kata mahasiswa: "Kami tidak bisa berbuat apa-apa dan
memang keputusan ini telah kami duga sebelumnya," ujar Biner
Tobing, pejabat Ketua DM-UI.
Sebelumnya, rombongan mahasiswa yang mengenakan jaket almamater
masing-masing dengan ban putih atau hitam di lengannya, sempat
membuat sedikit kegaduhan di lobi gedung DPR. Begitu mendengar
keputusan sidang, mereka berteriak-teriak dan membanting-banting
kursi. Hasilnya: beberapa kursi dari seng itu hancur juga. Tapi
Biner, dalam kegaduhan itu sempat juga menyerahkan naskah
"Proklamasi Mahasiswa Indonesia" dan "Tuntutan Mahasiswa
Indonesia" kepada Syafi'i Sulaeman, untuk disampaikan kepada
pimpinan DPR.
Helikopter
Tapi reaksi itu akhirnya bisa juga diredakan -- oleh pimpinan
mahasiswa sendiri. Polisi Anti Huru Hara yang berpakaian lengkap
dan sudah dari sejak paginya mengambil posisi berjaga di
sekeliling gedung DPR, tak sempat dibuat sibuk.
Lain suasana di DPR, lain pula di sekitar Istana/Binagraha di
pagi yang sama itu. Rupanya ada sebuah mobil colt mini berisi 8
mahasiswa UI nyasar masuk halaman Istana Negara. Tentu saja
Pang.Laksusda Jaya, Norman Sasono jadi sibuk. Dengan tergesa ia
mengerahkan pasukan Anti Huru Hara lengkap dengan 5 tank
bajanya. Kabarnya 3 dari 8 mahasiswa yang nyasar itu, kini
sedang dimintai keterangannya.
Sementara rombongan mahasiswa kembali ke kampus UI Salemba, ada
sebuah helikopter milik Polisi jatuh di Jalan Rasuna Said. Heli
itu memang sejak pagi terlihat mengudara di sekitar komplek DPR.
Menurut Kadapol Metro Jaya, May.Jen.(Pol) Anton Sudjarwo, heli
itu sedang ditugaskan mengatur lalu-lintas dari udara. Untung,
dua orang penumpang heli, pilot Hendi dan seorang temannya,
selamat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini