Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain di sanggar, ada cara lain untuk belajar jadi dalang. Salah satunya adalah dengan menjadi cantrik para dalang senior yang sudah populer. Jalan ini ditempuh calon dalang yang serius ingin menekuni bidang itu, bukan sekadar bisa menyabetkan anak wayang. Panji Gilik Atnadi, 15 tahun, salah satunya.
Kendati sudah duduk belajar mendalang di Sekolah Menengah Kejuruan Indonesia Jurusan Pedalangan, Panji tetap berguru privat di rumah Ki Cermo Kondho Widjoyo atau biasa dikenal sebagai Ki Pardjoyo di Yogyakarta. Kegiatan nyantrik itu sudah dilakukannya sejak kelas 4 SD.
Begitu pula yang dilakukan Yustanza, 10 tahun. Selain belajar dalang di Sanggar Sumbang Budaya, bocah pengidap autisme yang menggemari wayang ini belajar privat kepada dalang senior Asman di Cinere dan Margono di Cakung, Jakarta.
Berguru privat alias nyantrik ini jangan disamakan dengan les privat matematika yang bayarannya mahal. Menurut Panji, hanya tiga bulan pertama ia membayar Ki Pardjoyo. Setelah itu, ia jarang mengeluarkan uang.
Cara lain adalah dengan ngenger alias mengikuti dalang-dalang lain. Panji melakukannya dengan ngenger pada Ki Cermo Sutedjo dan Ki Soekotjo.
Jalan ini biasa dilakukan oleh para dalang. ”Dalang terkenal seperti Ki Manteb Sudarsono itu dulunya juga nyantrik ke dalang lebih tua,” ujar Mas Demang Edy Sulistyono, Wakil Kepala Sekolah Pasinaon Dalang Mangkunegaran, Solo.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo