Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
BANDUNG - Upaya nyata untuk mengatasi bencana banjir akibat luapan Sungai Citarum di Bandung Selatan akhirnya bisa segera dimulai. Surat Keputusan Gubernur tentang Penetapan Lokasi Pembangunan Kolam Retensi di Cieunteung, Kabupaten Bandung, rencananya akan terbit pada akhir bulan ini.
"Pada akhir Februari penetapan lokasi sudah bisa dituntaskan untuk selanjutnya Balai Besar Wilayah Sungai Citarum akan memulai pembangunannya," kata Sekretaris Daerah Jawa Barat, Iwa Karniwa, kemarin.
Iwa menjelaskan, pembangunan kolam retensi di Cieunteung tertunda sejak 2011 karena menunggu revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bandung. Saat ini, dia menambahkan, rencana tata ruang sudah selesai, menyisakan pembahasan detail pembebasan lahan. "Ini sudah terlalu lama (tertunda)," kata dia lagi.
Menurut Iwa, ada kemungkinan pembangunan kolam retensi Cieunteung berbarengan dengan pembangunan danau di kawasan Gedebage, Kota Bandung. Danau yang satu ini dirancang akan memiliki masjid terapung. "Sekarang sedang proses pembebasan tanahnya oleh pemerintah provinsi," ucap Iwa.
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum, Direktorat Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Yudha Mediawan, juga pernah mengatakan pembangunan kolam retensi di Cieunteung masih menunggu penetapan lokasi. Adapun anggarannya telah ditetapkan tahun jamak, yakni sekitar Rp 200 miliar.
Dia menuturkan, kolam retensi itu akan mirip danau di Gedebage. Kolam rencananya memakan lahan seluas 7 hektare dan yang sudah bebas sekitar 1 hektare. "Masyarakat di sana sudah ingin cepat-cepat dibebaskan karena capek juga (kebanjiran), sehingga mereka bisa mendapat uangnya serta membeli tanah dan rumah yang bebas banjir," kata dia.
Yudha menekankan, kolam retensi hanya sebagian strategi untuk menekan banjir luapan Citarum. Langkah lain yang diperlukan adalah meminta PT Telkom dan PLN memindahkan jaringan utilitas di bawah jembatan yang dituding menyebabkan sampah tersangkut.
Selain itu, melakukan normalisasi sejumlah sungai hingga membangun floodway untuk membagi aliran Sungai Cisangkuy di Cisaranten yang sudah tidak bisa dinormalisasi karena padatnya penduduk. "Kapasitas Sungai Cisangkuy dari 220 meter kubik per detik kini tinggal 80 meter kubik per detik. Kami akan belokkan dengan floodway ke Citarum," kata Yudha.
Khusus untuk danau di Gedebage, Yudha menjelaskan, ditujukan untuk mengurangi banjir Cileuncang di Kota Bandung, selain sumber pasokan air baku di kota itu. BBWS merancang danau buatan itu seluas 10 hektare dengan kedalaman rata-rata 3 meter. Pasokan air untuk mengisi danau itu berasal dari Sungai Cinambo, anak Sungai Citarum, yang saat ini tengah dalam proses pengerjaan normalisasi. AHMAD FIKRI
Peta Banjir Citarum
Lima kecamatan di Kabupaten Bandung, yakni Baleendah, Dayeuhkolot, Bojong Soang, Rancaekek, dan Solokan Jeruk, sudah menjadi langganan banjir karena luapan Sungai Citarum. Pada 2014, hampir seluruhnya terendam banjir besar. Kedalaman genangan bisa mencapai 4 meter. Ribuan rumah terendam.
Adapun Kampung Cieunteung berada di Kecamatan Baleendah. Kampung ini merupakan daerah paling dekat dengan aliran anak Sungai Citarum. Karena itu, setiap tahun wilayah ini menanggung risiko banjir paling tinggi.
Sebagian warga di kampung itu sudah mengosongkan rumahnya. Hanya beberapa yang masih bertahan dan harus berjibaku dengan lumpur sisa banjir di awal musim hujan akhir tahun lalu. Air bahkan sempat masuk ke dalam rumah meski sebatas betis.
Di puncak musim hujan pada bulan ini, banjir juga sudah datang kembali di Cieunteung dan wilayah lain di Baleendah serta Dayeuhkolot. Ketinggian banjir sempat mencapai 1 meter, kendati belum cukup tinggi untuk membuat warga mengungsi. IQBAL T. LAZUARDI
4 Proyek Penangkal
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menyiapkan sejumlah proyek untuk mengurangi dampak banjir Sungai Citarum. Berikut ini beberapa pekerjaan yang ditujukan untuk wilayah Bandung Selatan atau Kabupaten Bandung:
1.Pembuatan kolam retensi seluas 7 hektare.
2.Pembuatan sodetan Sungai Cisangkuy sepanjang 8 kilometer.
3.Pengerukan kembali dari Sapan hingga Nanjung.
4.Pengerukan empat anak Sungai Citarum di daerah hulu. AHMAD FIKRI
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo