Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Batam - Program makan bergizi gratis (MBG) sudah dilaksanakan selama dua pekan di Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau. Kepala Dinas Pendidikan Kota Batam, Tri Wahyu Rubianto mengatakan, program MBG sudah berjalan sejak 13 Januari 2025 di empat sekolah yang ada di Kota Batam, di antaranya SDN 06 Bengkong, SDN 10 Bengkong, SDN 03 Bengkong dan SMP 30 Bengkong. Dengan total siswa menerima 3294 orang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Tahap pertama ini sekolah yang dijangkau memang yang berdekatan, karena menyesuaikan keberadaan dapur, untuk penambahan jumlah sekolah yang menerima kita tunggu intruksi dari BGN (Badan Gizi Nasional)" kata Tri saat ditemui Tempo, Jumat, 24 Januari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Setidaknya selama hari Senin sampai Jumat, sebanyak 3.200 siswa menerima MBG tersebut. Tri juga mengatakan, sampai sekarang di Kota Batam baru terdapat satu dapur umum atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yaitu di Bengkong Laut, Kecamatan Bengkong. Direncanakan akan ditambah empat dapur lainnya, salah satunya berada di Makodim. "Satu dapur itu kapasitas produksinya maksimal hanya 3.500 porsi, jadi butuh 109 dapur agar semua siswa di Batam dapat MBG tersebut," kata dia.
Dinas Pendidikan, kata Tri, hanya bertugas mempersiapkan siswa dan segala sesuatu berkaitan dengan sekolah. "Karena kondisi sekolah negeri dua shif belajar, pengiriman tiga trip untuk SD, dan 2 trip SMP," kata dia.
Tri mengatakan, pelaksanaan MBG di Batam melibatkan semua berbagai stakeholder, di antaranya BGN, Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, BPOM, Kodim dan Polresta Barelang Kota Batam.
Proses pengiriman makanan dimulai dari dapur yang terdapat di Bengkong Laut, makan kemudian dikirim ke sekolah sebelum jadwal. Setelah itu pembagian dimulai, selain guru, juga di bantu Polisi dan TNI. "Polisi juga terlibat mengamankan jalan saat proses pengantaran makanan," katanya.
Tri melanjutkan, evaluasi dilakukan satu kali dua minggu, hasil evaluasi terbaru ada keterlambatan pengantaran makanan. Hal itu sudah diperbaiki. "Kalau pengiriman terlambat akan berdampak kepada waktu yang dibutuhkan siswa menyelesaikan makan dan waktu pembelajaran berikutnya," kata dia.
Tahun 2025 ini, kata Tri, pelaksanaan program MBG belum 100 persen, target pemerintah 2025 sebersar 19 persen penerimaan manfaat atau sekitar 57 ribu siswa.