Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Pengamat Politik Muhammad Qodari Nilai Gibran Mampu Pimpin Golkar

Pengamat politik yang juga Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari menilai Gibran mampu memimpin Partai Golkar. Apa alasannya?

18 Maret 2024 | 16.24 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pengamat politik Muhammad Qodari. (ANTARA/Fath Putra Mulya/am)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat politik yang juga Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari menilai Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Presiden Joko Widodo atau Jokowi, mampu memimpin Partai Golkar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Saya kira elite politik jangan menganggap enteng Mas Gibran. Elite politik jangan mengulangi kesalahan menjelang Pilpres 2024, di mana banyak yang meragukan kemampuan Gibran," kata Qodari dalam keterangan tertulisnya pada Ahad malam, 17 Maret 2024, dikutip dari Antara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dia mengatakan hal itu untuk menanggapi keraguan para pengamat dan elite politik terhadap kemampuan Gibran dalam bursa calon ketua umum partai berlambang pohon beringin tersebut.

"Dalam berdebat misalnya, jadi saya kira harus belajar dari pengalaman itu, agar jangan terlalu prasangka terhadap kemampuan Gibran,” kata Qodari.

Menurut dia, sosok Gibran memiliki kemampuan di atas yang orang bayangkan, misalnya dalam Pilpres 2024. Sehingga dia mengaku yakin jika diberi kesempatan, Gibran juga akan mampu menjalankan organisasi Partai Golkar.

Tentu dalam perjalanannya, kata Qodari, Gibran bisa memaksimalkan tim yang solid dan kuat untuk menjalankan roda organisasi.

“Menurut saya, Gibran tetap bisa dibantu oleh tim dalam mengelola Partai Golkar nanti. Jadi, saya melihat Gibran ini sangat bisa menjalankan Partai Golkar, apalagi kalau dibantu oleh tim yang kuat, katakanlah misalnya ketua harian. Tapi itu semua sifatnya teknis,” jelasnya.

Qodari juga melihat dari sisi usia. Gibran, yang pada pada 1 Oktober 2024 nanti menginjak usia 37 tahun, dinilainya sudah masuk kategori usia matang.

Jika berkaca dari pengalaman pemimpin di luar negeri, pada usia tersebut seseorang sudah mampu mengemban jabatan sebagai perdana menteri ataupun pemimpin partai politik, kata Qodari.

“Kalau di negara lain, (pada usia tersebut) sudah (ada yang) menjadi perdana menteri, memimpin partai, dan jangan lupa bahwa Gibran ini akan ditempa oleh situasi dan kondisi karena dia harus mengemban jabatan sebagai wakil presiden,” jelasnya.

Qodari menilai bahwa Gibran sudah berhasil menjalankan uji publik dalam kontestasi Pilpres 2024 dan hasil rekapitulasi sementara KPU menunjukkan bahwa pasangan Prabowo-Gibran meraih perolehan suara 58 persen.

 

Peneliti sebut Gibran belum punya kapasitas pimpin Golkar

Berbeda dengan Qodari, peneliti Populi Center Usep S. Ahyar sebelumnya mengatakan Gibran belum memiliki kapasitas yang cukup untuk memimpin partai sebesar Golkar.

“Saya kira untuk memimpin di partai yang sekuat Golkar, memang harus orang yang punya pengalaman dan punya karakter yang kuat. Sementara Gibran belum teruji untuk itu. Kecuali kalau bapaknya, mungkin saya malah mengusulkan Jokowi,” kata Usep ketika dihubungi di Jakarta, Jumat, 15 Maret 2024.

Usep menyebut pengalaman Gibran belum teruji untuk mengelola berbagai faksi dan kepentingan yang ada di tubuh partai serta munculnya berbagai dinamika. Dia menganggap Gibran belum mampu meredam atau mengurai masalah-masalah itu.

“Golkar itu organisasi besar, partai besar, mekanismenya juga sudah mapan, dewasa juga. Jadi memang diperlukan sosok pemimpin yang pandai juga mengelola konflik. Jadi di Golkar teruji, tapi memang mekanisme kepartaiannya juga jalan dan selalu selesai,” jelasnya.

Bahkan dia menilai Gibran masih berada di bawah kapasitas tokoh muda Golkar lainnya seperti Maman Abdurrahman, Ahmad Doli Kurnia, Ace Hasan Syadzily, dan tokoh muda lainnya.

“Gibran itu lebih di bawah lagi, saya kira levelnya dari segi usia dari segi kematangan itu lebih di bawah lagi. Belum terlihat kemandirian politik dari Gibran," katanya.

 

Respons Gibran

Sebelumnya Gibran merespons soal namanya yang disebut-sebut berpeluang menjadi Ketua Umum Partai Golkar. Dia mengatakan masih banyak tokoh senior dan berpengalaman selain dirinya untuk menduduki kursi Ketua Umum Golkar. 

"Wah nggak lah. Ya biar yang senior-senior atau yang lebih berpengalaman saja," ucap Gibran saat ditemui di Balai Kota Solo, Jawa Tengah, Rabu siang, 13 Maret 2024.

Apalagi, Gibran mengaku tidak mengetahui mekanisme pemilihan ketua umum di partai tersebut.

"Ditunjuk? Ya saya nggak tahu ya prosesnya di sana sepertj apa. Tapi yang jelas masih banyak senior di sana. Biar senior-senior saja atau orang yang lebih berpengalaman," ujar dia.

Di sisi lain, Gibran mengakui Golkar menjadi salah satu partai pengusung dirinya dicalonkan sebagai wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto dalam Pilpres 2024. Namun Gibran menepis bahwa dirinya kemudian masuk menjadi kader Golkar.

Hingga saat ini, Gibran mengaku belum berpikir akan berpindah partai politik. Selain itu, ia juga belum pernah melakukan pembicaraan untuk menjadi kader partai politik yang mengusungnya.

"Aku ketinggalan berita banyak banget ini. Aneh-aneh ya sekarang beritanya. Tapi nggak lah. Untuk saat ini kami masih berfokus dulu dengan pekerjaan-pekerjaan yang ada di Solo. Soal ketua umum, ya itu biar senior-senior saja," katanya.

SEPTIA RYANTHIE | ANTARA

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus