Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
KABAR dari petinggi Golkar mengejutkan pengusaha Muhamad Jusuf Hamka, Senin dua pekan lalu. Melalui telepon, petinggi partai beringin itu mengatakan Jusuf didaulat menjadi bendahara tim kampanye nasional pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jusuf terpilih menggantikan Agus Gumiwang Kartasasmita, yang tiga hari sebelumnya dilantik menjadi Menteri Sosial. "Saya sedang berada di Batam waktu itu. Ini kabar luar biasa," ujar Wakil Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Partai Golkar itu saat dihubungi Tempo, Rabu pekan lalu. Menurut Jusuf, dia bertugas mengurus dana kampanye Jokowi-Ma’ruf supaya penggunaannya tak melanggar aturan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pengusaha keturunan Tionghoa tersebut selama ini kerap dianggap berseberangan dengan Jokowi. Jusuf ikut mendukung gerakan 2 Desember 2016, aksi unjuk rasa menolak Gubernur DKI Jakarta saat itu, Basuki Tjahaja Purnama. Basuki, yang juga wakil Jokowi saat memimpin Ibu Kota, menjadi tersangka kasus penistaan agama. Basuki divonis dua tahun penjara. Ketua organisasi Muslim Tionghoa Indonesia ini juga dikenal dekat dengan Rizieq Syihab. Organisasi itu menobatkan Rizieq sebagai man of the year pada 2016.
Tiga politikus dari partai penyokong Jokowi yang mengetahui alasan penunjukan Jusuf mengatakan pengusaha 60 tahun itu dipilih untuk merangkul para pengusaha muslim yang belum mendukung Jokowi-Ma’ruf. Selain itu, masuknya Jusuf bertujuan melunakkan hati kelompok muslim yang selama ini kerap berseberangan dengan Jokowi, seperti peserta aksi 212. Jusuf membantah akan mendekati pengusaha muslim dan pendukung 212. "Saya tidak akan berkampanye. Hanya mengurus dana kampanye," ujarnya.
Pemilik warung nasi kuning Podjok Halalditujukan untuk kaum miskinitu juga membantah berseberangan dengan Jokowi. Bagaimanapun, kata Jusuf, ia tetap menghormati Jokowi sebagai presiden. "Sedangkan Kiai Ma’ruf itu guru agama saya," ujarnya. Dia mempersilakan tim Jokowi-Ma’ruf mengadopsi warung nasi kuning miliknya guna mendekati pemilih. "Sepertinya mereka akan mengadopsi warung nasi kuning saya. Tidak jadi masalah jika untuk kemaslahatan umat," katanya.
Juru bicara tim kampanye Jokowi-Ma’ruf, Ace Hasan Syadzily, menyebutkan terpilihnya Jusuf Hamka merupakan keputusan partainya. Ace mengakui Jusuf memiliki kedekatan dengan pengusaha muslim. "Makin banyak dukungan dari berbagai kalangan untuk Jokowi-Ma’ruf makin bagus," ujarnya.
Tak hanya menggandeng Jusuf Hamka, tim kampanye Jokowi-Ma’ruf mendekati Yusuf Mansur, ustad yang juga pemilik layanan uang elektronik PayTren. Seperti Jusuf Hamka, Yusuf Mansur pernah tergabung dalam aksi 212. Jumat dua pekan lalu, Ma’ruf Amin mengatakan Yusuf bakal bergabung dengan tim sukses. "Dia menganggap saya gurunya. Jadi dia mau ikut saya," ujar Ma’ruf di Istana Wakil Presiden.
Sehari kemudian, Yusuf berjumpa dengan lawan Jokowi, yaitu calon wakil presiden Sandiaga Uno. Yusuf tak membenarkan akan ikut memenangkan Jokowi atau Prabowo. "Doakan saja yang terbaik," katanya. Ihwal posisi Yusuf di tim kampanye, Ma’ruf Amin tak bisa memastikannya.
Adapun Jusuf Hamka bakal berduet dengan pengusaha telekomunikasi, Sakti Wahyu Trenggono. Pada pemilihan presiden 2014, Wahyu juga menjadi bendahara pasangan Jokowi-Jusuf Kalla. Berdasarkan surat keputusan tim kampanye nasional Jokowi-Ma’ruf tertanggal 19 Agustus lalu, di posisi wakil bendahara tercatat antara lain nama Andi Syamsuddin Arsyad alias Haji Isam, pengusaha batu bara dari Kalimantan Selatan.
Majalah Tempo pada pertengahan Juni lalu menulis soal perseteruan Isam dengan Effendy Tios, bos PT Sebuku Iron Lateritic Ores, yang memiliki konsesi tambang di Pulau Laut, Kalimantan Selatan. Area tambang PT Sebuku tumpang-tindih dengan area perkebunan milik Isam, PT Multi Sarana Agro Mandiri. Saat itu, Isam dituding meminta kompensasi helikopter kepada Tios. "Permintaan helikopter itu fitnah," ucap Isam saat diwawancarai Tempo.
Sejumlah anggota tim kampanye nasional mengatakan Haji Isam dipilih karena dianggap mewakili pengusaha nasional. Namanya didorong masuk oleh Kepala Badan Intelijen Negara Budi Gunawan. Dua sumber yang mengetahui kedekatan tersebut mengatakan Haji Isam juga pernah bertandang ke rumah Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri di Jalan Teuku Umar, Menteng. Sosoknya bersama Budi Gunawan dan Megawati tertangkap kamera wartawan saat menghadiri final bulu tangkis tunggal putra Asian Games 2018, Selasa dua pekan lalu. Seorang politikus sekaligus pengusaha yang hadir di dekat mereka membenarkan info tentang kehadiran Isam.
Wakil Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Eriko Sotarduga membantah kabar bahwa Isam kerap bertandang ke rumah Megawati. "Saya hampir setiap hari ke rumah Ibu Mega. Tidak pernah ada dia," katanya. Eriko tak mengetahui soal peran Budi Gunawan mendorong nama Isam. Adapun Isam tak merespons panggilan telepon dan pesan pendek yang dilayangkan Tempo. Begitu pula Budi Gunawan. Direktur Komunikasi dan Informasi BIN Wawan Purwanto mengatakan Budi hingga Jumat malam pekan lalu belum memberikan jawaban. "Mungkin lagi sibuk," ujarnya.
Ace Hasan Syadzily, juru bicara tim pemenangan Jokowi-Ma’ruf, tak mengetahui ihwal masuknya Isam. "Itu urusan ketua umum partai dan Presiden Jokowi," katanya.
BUTUH waktu hampir sebulan bagi Joko Widodo untuk memutuskan nakhoda tim kampanyenya setelah mendaftar sebagai calon presiden ke Komisi Pemilihan Umum pada 10 Agustus lalu. Sepuluh hari kemudian, Jokowi mengundang jurnalis Najwa Shihab ke Istana. Narasumber yang mengetahui pertemuan tersebut mengatakan Jokowi meminta langsung kepada Najwa untuk memimpin tim kampanye nasional. Menurut sumber yang sama, pertimbangan Jokowi memilih Najwa berdasarkan hasil survei dan diskusi dengan sejumlah orang dekatnya.
Sejumlah pengurus partai pendukung Jokowi dan anggota tim kampanyenya mengatakan Jokowi menginginkan sosok yang mampu menggaet pemilih milenial dan perempuan. Apalagi lawan Jokowi, Prabowo Subianto, didampingi Sandiaga Uno, yang masih berusia 49 tahun. Pasangan ini pun sejak mendaftar ke KPU berupaya meraup dukungan dari pemilih muda dan emak-emak. Najwa dianggap mampu merebut suara dari kategori tersebut.
Bukan cuma sekali itu Najwa ditawari bergabung. Tapi pada pertemuan itu dia kembali menyatakan belum bersedia menjadi ketua tim kampanye. Dimintai tanggapan soal ini, Najwa mengatakan ada berbagai tawaran kepadanya untuk terjun ke politik. "Jawaban saya selalu sama, belum ingin terjun ke politik. Saya masih ingin tetap di dunia jurnalistik dan membesarkan media saya, Narasi TV," ujarnya.
Bukan hanya Najwa yang diajak bergabung. Sejumlah pengurus partai dan pejabat di Istana mengatakan Presiden Jokowi sempat menawarkan posisi yang sama kepada pendiri Go-Jek, Nadiem Makarim. Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto membenarkan munculnya nama Nadiem. Tapi, seperti Najwa, Nadiem pun menolak. Nadiem tak membalas pesan pendek yang dilayangkan Tempo.
Sejumlah pengurus partai sempat mengusulkan sejumlah nama. Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan Arsul Sani, misalnya, mengajukan nama mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Din Syamsuddin. Menurut Arsul, sosok Din diperlukan untuk menarik dukungan dari kalangan Muhammadiyah. Apalagi posisi calon wakil presiden dipegang Ma’ruf Amin, yang merupakan Rais Am Nahdlatul Ulama. Tapi Din menolak karena Muhammadiyah mengamanatkan netralitas. "Saya juga guru besar, pegawai negeri, jadi harus netral," kata Din.
Pilihan akhirnya jatuh pada Erick Thohir. Jokowi, menurut para sumber itu, terkesan oleh prestasi Erick menyelenggarakan Asian Games 2018. Pembukaan yang meriah serta banjir pujian dari berbagai negara membuat Jokowi kesengsem terhadap Erick. Tawaran itu disampaikan sekitar dua pekan lalu. Erick pun membenarkan. "Saya tidak langsung menerima karena ingin menyelesaikan tugas dan janji bersama keluarga akan umrah," ujarnya. Erick akhirnya diberi waktu sepekan oleh Istana untuk memutuskan menerima pinangan Jokowi atau tidak.
Kepastian menunjuk Erick disampaikan Jokowi dalam persamuhan dengan sembilan sekretaris jenderal partai pendukungnya di Istana Negara pada Rabu malam pekan lalu. Dua sumber yang mengetahui pertemuan itu mengatakan Jokowi, yang didampingi Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung, sempat menyebutkan Erick dipilih karena pengusaha 48 tahun itu tergolong muda dan punya berbagai catatan sukses.
Dimintai tanggapan soal ini, wakil sekretaris tim kampanye Jokowi yang juga Sekretaris Partai Solidaritas Indonesia, Raja Juli Antoni, mengatakan tetamu yang hadir tak keberatan dengan pilihan Jokowi tersebut. Begitu pula Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto. "Nama ketua tim diserahkan sepenuhnya kepada Pak Jokowi," ujarnya.
Jumat pekan lalu, di Rumah Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, yang menjadi pos koordinasi tim pemenangan, Jokowi mengumumkan Erick Thohir sebagai ketua tim pemenangan. Jokowi mengaku memilih pengusaha karena tim kampanyenya sudah diisi banyak politikus. "Ketua umum saya berikan kepada profesional muda, pengusaha, yaitu Pak Erick Thohir," ujar Jokowi. Dia meyakini Erick mampu menggaet suara dari semua kalangan.
Pramono, Devy Ernis, Dewi Nurita, Friski Riana, Vindry Florentin
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo