MASIH ada waktu bagi Gubernur Soekarmen -- di tengah kesibukan
beberapa daerah mengganti gubernur masing-masing dalam 1-2 bulan
ini. Sebab baru 28 Juli nanti masa jabatannya akan berakhir.
Namun di tengah suara-suara yang cukup ramai di kalangan
masyarakat tentang siapa pengganti Soekarmen, awal bulan ini
DPRD Bali telah menetapkan 5 orang calonnya. Mereka adalah Prof.
Dr. Ida Bagus Mantra (Dirjen Kebudayaan), drs. I Gusti Agung Gde
Oka (Kakanwil P & K Bali), drs. I Wayan Dhana (bekas Bupati
Badung kini Wakil Kepala Bappeda Bali), Hartawan Mataram (Bupati
Buleleng) dan dr. Ida Bagus Oka (Rektor Universitas Udayana).
Tak ada seorangpun dari unsur ABRI. Meskipun sebelumnya tak
kurang dari 5 nama disebut sebagai calon ABRI. Termasuk di
antaranya Brigjen Soeprapto, Sekjen Departemen Dalam Negeri
sekarang. Tapi hampir bersamaan dengan pengiriman nama-nama
calon tadi ke Jakarta oleh DPRD Bali, di kalangan masyarakat
daerah itu mulai disebut-sebut sebuah nama. Yaitu Anak Agung Gde
Agung, seorang diplomat senior dan yang akhir-akhir ini lebih
banyak berdiam di purinya di Gianyar.
Anak Agung sendiri tak memberi komentar banyak atas pembicaraan
yang banyak menyebut namanya, lebih-lebih karena ia tahu DPRD
telah mengirimkan nama-nama calon ke Jakarta. Tapi, katanya,
seorang pengganti Soekarmen nanti hendaklah seorang
administrator plus. Maksudnya selain sebagai administrator biasa
hendaklah orang yang mampu menyusun konsepsi berdasarkan vision
yang menjangkau jauh ke depan. Hal itu penting menurut Anak
Agung. Sebab Bali sebagai daerah tujuan wisata hendaklah ditata
kembali dalam segala seginya. Jika tidak, pulau itu dapat
mengalami nasib buruk seperti yang telah terjadi pada Hawaii
atau Tahiti yang telah diporakporanda komersialisasi akibat arus
turis.
4 Bidang
Tapi siapapun juga Gubernur Bali kelak, menurut Soekarmen
hendaklah mampu membawa daerah ini agar lebih maju dari
sekarang. Minimal mempertahankan apa yang ada sekarang. Kepada
Putu Setia dari TEMPO, Soekarmen menuturkan, ada 4 masalah
menonjol yang telah dicapainya selama 11 tahun menjadi gubernur.
Yaitu Bimas, karena Bali tercatat paling setia mengembalikan
kredit Bimas dibanding daerah,daerah lain. Kedua, soal keluarga
berencana, sebab daerah ini telah melampaui target dan paling
unggul dalam mengumpulkan jumlah akseptor. Lalu selanjutnya,
soal transmigrasi, karena banyak transmigran spontan sebab jatah
pemerintah tidak sebanding dengan animo masyarakat untuk
bertransmigrasi. Dan ke empat, Bali sudah mampu memenuhi
kebutuhan pangannya sendiri.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini