Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Pesantren sebelas malam

Universitas sumatera utara membuka pesantren kilat untuk memberikan kuliah agama. ada kewajiban bagi santri untuk puasa. (pdk)

17 Desember 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

UNTUK pertama kalinya Universitas Sumatera Utara, Medan, menerapkan sistem pesantren dalam mata pelajaran agama Islam. Perubahan itu dilakukan karena cara mengajar di kelas yang diberikan selama dua semester dianggap tidak efektif. Lebih-lebih ketika, tahun 1980, waktu kuliahnya diperpendek menjadi satu semester. "Itu menyebabkan materi kuliah agama tak sepenuhnya bisa diberikan," kata Abdullah Yakub, koordinator Pendidikan Agama Islam USU. Selain itu, kuliah agama dianggap berbeda dengan mata kuliah yang lain. "Kuliah agama tidak untuk ditelan begitu saja," kata Abdullah. Maksudnya, agama tak hanya untuk diketahui saja, tapi mesti juga dipraktekkan. Agaknya, alasan itulah yang menjadikan titlk tolak lahirnya program pesantren kilat selama sebelas malam itu. Dan yang pertama kali merasakan program baru ini ialah 68 mahasiswa Fakultas Pertanian tingkat persiapan, pada 20-30 November lalu. Mengambil tempat di Masjid Al Jihad, Medan, kegiatan pesantren berlangsung dari magrib hingga lewat subuh. Kegiatan malam ini meliputi penjabaran Al Quran, Al Hadis, Tauhid, Syari'ah, Ibadah, Sejarah Islam, dan Retorika. Memang cukup berat, apalagi pada siang hari para mahaslswa itu tetap kuliah seperti biasa. Jadwal kuliah malam itu disusun cukup ketat. Selesai salat isya, para santri diharuskan mengikuti kuliah hingga pukul 23.00. Sesudah itu ada kesempatan tidur sebentar. Menjelang subuh, sekitar pukul 3.00 mereka dibangunkan untuk melaksanakan salat tahajud. Acara ini pernah gagal, gara-gara tak seorang pun yang terbangun pada jam yang ditentukan. "Bangun tengah malam rasanya berat sekali," ucap Hadian Mulia Siregar, 19 salah seorang peserta. Sesudah tahajud, menunggu salat subuh, para santri berzikir, memuji kebesaran Allah, di samping membaca kitab suci Al Quran. Setelah itu, seperti biasa, mereka kembali ke bangku kuliah. "Karena sama-sama menahan kantuk di siang hari, rasanya persaudaraan di antara kami semakin erat," kata Emi Arbaib, 19, rekan Hadian, menyebut manfaat pesantren singkat ini. Selain jam tidur yang sempit, kewajiban berat lain yang dirasakan rata-rata santri berusia di bawah 20 tahun itu adalah keharusan puasa sunah pada hari Senin dan Kamis. "Di kampus ada saja yang genit. Salah-salah puasa awak bisa batal," kata Hadian sambii tertawa. Memang tak ada jaminan pesantren kilat yang makan biaya Rp 350 ribu ini mampu mengubah pribadi seseorang. Tapi, kata Emi Arbaib, "sekarang saya tahu, cewek Muslim pun boleh berdisko, asal dilakukan dengan sesama cewek. Yang penting, jangan pamer." Hafni Zahara, rekan Emi, melihat bahwa salat, selain sebagai media ibadah, juga bermanfaat untuk kesehatan. "Karena gerakannya seperti senam dan bisa meredakan sress," kaanya. Namun, yang jelas, menurut Abdullah Yakub, pada sistem pesantren itu pengupasan ilmu agama lebih banyak bersifat analistis. Para santri diberi kesempatan mengadakan tanya jawab dan mengadu nalar melalui diskusi yang sehat, yang sulit diberikan pada jam-jam kuliah biasa. Toh para peserta pesantren kilat itu menganggap waktu yang cuma 11 hari itu belum cukup. "Jadi penganut muslimn 'kan tak hanya untuk sebelas hari " kata Emi Arbaib. Sementara itu, Abdullah tak buru-buru mengakui hasil pesantrennya bakal berhasil. "Serupa saja dengan penataran P4, 'kan belum menjamin orang jadi Pancasilais," kata lulusan IAIN Sunan Kalijaga itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus