Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Aparat Kepolisian Resor Madiun, Jawa Timur menahan dua unit bus pariwisata yang diduga membawa massa Aksi 22 Mei ke Jakarta saat hendak masuk di rest area 627 jalan tol ruas Wilangan–Ngawi di wilayah Kecamatan Saradan, Selasa dini hari, 21 Mei 2019. Kendaraan yang melaju dari arah timur atau Surabaya itu mengangkut 87 orang yang diduga sebagai massa aksi Gerakan Nasional Kedaulatan Rakyat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Setelah bus berhenti, personel kepolisian yang sedang merazia kendaraan menggeledah dan memeriksa isi bus. Adapun hasilnya tidak ditemukan barang mencurigakan yang dibawa penumpang. Berdasarkan kartu tanda penduduk (KTP) yang dicek polisi, anggota rombongan ini berasal dari sejumlah wilayah di Jawa Timur, seperti Kota Probolinggo, Tulungagung, Sumenep, dan Surabaya.
Setelah berkumpul di wilayah Kecamatan Sukolilo, Surabaya, bus pun melaju menuju Jakarta sekitar pukul 23.00 WIB. “Tujuannya menghadiri undangan buka bersama nanti sore (Selasa) dan sahur bersama dini hari nanti. Karena besok berkaitan dengan agenda 22 Mei, maka sangat mungkin mereka bergabung,” kata Kepala Kepolisian Resor Madiun Ajun Komisaris Besar Ruruh Wicaksono.
Alasan anggota rombongan itu diketahui setelah polisi melakukan pemeriksaan di Gelanggang Olahraga (GOR) Tunggal Panuluan, Polres Madiun. Di tempat itu, seluruh KTP milik penumpang disita untuk didata. Selain itu, telepon seluler milik rombongan ini diminta untuk dicek percakapan melalui aplikasi handphone yang dilakukan.
“Komunikasi biasa, hanya seputar tentang undangan buka bersama di Jakarta,” ujar Ruruh kepada sejumlah jurnalis di Mapolres Madiun.
Kendati demikian, pihak kepolisian tetap memulangkan rombongan ke Surabaya, Selasa siang. Sebab, berpotensi menimbulkan permasalahan di ibu kota lantaran mereka disinyalir bakal mengikuti aksi people power yang bersamaan dengan diumumkannya hasil rekapitulasi suara pemilu oleh KPU RI. Upaya negosiasi pemulangan berjalan lebih dari lima jam.
Koordinator rombongan Muhammad Ibnu Mas’ud membenarkan bahwa maksud kepergiannya ke Jakarta untuk menghadiri undangan berbuka puasa dan sahur bersama. Namun, saat bus masuk ke rest area Saradan dihentikan oleh petugas. Hingga akhirnya, keberangkatannya ke ibu kota gagal.
“Saya bingung, karena ada (anggota rombongan) yang ingin tetap lanjut dan ada yang ingin kembali (ke Surabaya),” ujar dia di hadapan Kapolres Madiun dan anggota rombongan.