Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Prajurit TNI Tewas Di Nduga

KONTAK senjata antara pasukan Tentara Nasional Indonesia dan kelompok bersenjata terjadi di Nduga, Papua, Kamis pekan lalu.

9 Maret 2019 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
TEMPO/Imam Sukamto | ANTARA FOTO/Hero

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Penyerangan itu terjadi sekitar pukul 08.00 Waktu Indonesia Timur di Distrik Mugi. Akibat baku tembak itu, tiga prajurit TNI meninggal. Mereka adalah Sersan Dua Mirwariyadin, Sersan Dua Yusdin, dan Sersan Dua Siswanto Bayu Aji. Ketiganya dimakamkan di kampung halaman masing-masing, Jumat pekan lalu.

Kepala Dinas Penerangan Daerah Militer XVII/Cenderawasih Kolonel Muhammad Aidi menceritakan baku tembak bermula ketika para prajurit baru memasuki Distrik Mugi. Mereka berjumlah 25 orang. Para tentara itu bertugas mengamankan pembangunan infrastruktur Trans Papua di Nduga. “Tiba-tiba ada serangan dari sekitar 50 orang bersenjata,” kata Aidi, Kamis pekan lalu.

Para prajurit berusaha melawan, lalu memukul mundur kelompok bersenjata itu. Kelompok tersebut melarikan diri ke dalam hutan seusai baku tembak. Aidi memperkirakan jumlah korban yang jatuh dari kelompok bersenjata tujuh-sepuluh orang. TNI hanya menemukan satu jenazah. Kelompok itu membawa korban luka dan tewas ke dalam hutan. Prajurit TNI merampas lima pucuk senjata api milik mereka.

Kontak senjata kembali terjadi saat dua unit helikopter akan mengevakuasi jenazah dari lokasi kontak senjata. Prajurit TNI membalas serangan itu dengan tembakan dari helikopter dan lewat para prajurit yang berada di darat. “Helikopter akhirnya bisa mendarat dan mengevakuasi ketiga jenazah,” tutur Aidi.

Para penyerang diduga berasal dari kelompok bersenjata pimpinan Egianus Kogoya. Kelompok ini memperjuangkan kemerdekaan Papua. Mereka melengkapi diri dengan persenjataan berstandar militer. Kasus terakhir adalah penyerbuan terhadap para pekerja PT Istaka Karya yang tengah merampungkan pembangunan jembatan di Nduga, awal Desember tahun lalu. Sebanyak 28 pegawai PT Istaka meninggal akibat penyerangan itu.

Kelompok Bersenjata

KELOMPOK pimpinan Egianus Kogoya mencuri perhatian setelah penyerangan terhadap puluhan pegawai PT Istaka Karya di Nduga, awal Desember 2018.


Jumlah personel: 50 orang
Senjata: 20 pucuk senjata api berstandar militer, parang, dan panah
Kelebihan: menguasai hutan di Nduga dan memiliki ketahanan fisik yang kuat

2015
Egianus diduga memimpin penyerangan ke Bandar Udara Kenyam pada 25 Juni 2015. Mereka menembaki pesawat Trigana Air jenis Twin Otter yang kala itu digunakan pasukan Brigade Mobil yang bertugas mengamankan pemilihan kepala daerah. Tiga warga sipil tewas dalam penyerangan itu.

2017
- Kelompok Egianus menyekap 15 guru sekolah dasar dan sekolah menengah pertama serta para tenaga kesehatan di Kecamatan Mependuma, Nduga, pada 3 Oktober 2017. Mereka disandera 14 hari, lalu dibebaskan polisi.

- Kelompok yang sama menyerang para pekerja Trans Papua di Kecamatan Mugi, Nduga, Desember 2017. Seorang pekerja bernama Yovicko Sondakh meninggal dalam serangan itu.

2018
Egianus dan 30 anggota kelompoknya menyerang para pekerja PT Istaka Karya pada 1 dan 2 Desember 2018. Selain menewaskan pegawai, mereka membunuh dan melukai warga sipil yang melindungi pekerja. Sebanyak 31 korban disebutkan meninggal dalam tragedi ini.

2019
Menyerang 25 prajurit TNI yang baru tiba di Distrik Mugi, Nduga. Tiga prajurit tewas. Sepuluh pasukan Egianus diperkirakan tewas.

 


 

Aktivis Nelayan Tersangka Ujaran Kebencian

KETUA Forum Masyarakat Nelayan Kampung Baru Dadap Waisul Kurnia menjadi tersangka pencemaran nama dan ujaran kebencian. Penyidik Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya menjemput paksa pria 35 tahun itu pada Rabu malam pekan lalu dari rumahnya di Kosambi, Tangerang, Banten.

Perkara Waisul bermula dari laporan PT Kapuk Naga Indah. Perusahaan ini adalah pembangun jembatan penghubung Pantai Indah Kapuk 2 dengan Pulau C reklamasi. Waisul mengkritik pembangunan jembatan itu lewat media massa dan media sosial. Ia menduga pembangunan jembatan tidak melalui analisis mengenai dampak lingkungan.

Waisul dilaporkan pada 10 Agustus 2018. Ia mengajukan gugatan praperadilan atas proses penyelidikan pada 26 Februari 2019 di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, tapi ditolak. Pada Jumat pekan lalu, beredar foto-foto dan dokumen permintaan maaf Waisul. “Saat ini ia dikenai wajib lapor,” ujar juru bicara Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Argo Yuwono, Jumat pekan lalu.

 


 

ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman

 

KPU Coret Pemilih Asing

KOMISI Pemilihan Umum mencoret 101 nama warga negara asing yang tercatat di daftar pemilih tetap pada pemilu mendatang. Mereka adalah warga asing yang memiliki kartu tanda penduduk elektronik. “Nanti akan dijelaskan bagaimana KPU memverifikasi data pemilih itu,” ucap komisioner KPU, Viryan Azis, Rabu pekan lalu.

Penghapusan ini dilakukan untuk menindaklanjuti informasi dari Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Informasi itu menyebutkan ada 103 nama dari 1.680 warga asing pemilik KTP elektronik yang tercantum di daftar pemilih. Belakangan diketahui hanya terdapat 102 nama. Di antaranya pemilih ganda atas nama Guillaume.

Kabar tentang hal ini pertama kali muncul di Cianjur, Jawa Barat, lalu di berbagai daerah lain. Kabar miring itu menjadi-jadi karena berembus informasi bahwa ada jutaan warga asing yang masuk daftar pemilih tetap.

 


 

Wakil Anies Baswedan Masih Alot

PEMILIHAN Wakil Gubernur DKI Jakarta pendamping Anies Baswedan kembali tertunda. Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi mengatakan pemilihan itu kemungkinan besar dilakukan seusai pemilihan umum. “Tahapannya masih panjang,” katanya, Rabu pekan lalu.

Saat ini, ujar Prasetio, anggota DPRD lain pun tengah sibuk berkampanye karena kembali maju sebagai calon anggota legislatif. Namun pemilihan wakil gubernur lewat pemungutan suara tetap mungkin digelar sebelum pemilu. Keputusan tentang itu bergantung pada lobi-lobi antarpartai dan anggota Dewan.

Pemilihan Wakil Gubernur DKI Jakarta pengganti Sandiaga Uno tertunda berkali-kali. DPRD DKI Jakarta akhirnya menerima dua calon Wakil Gubernur DKI Jakarta, dua pekan lalu. Mereka adalah Agung Yulianto dan Ahmad Syaikhu. Keduanya kader Partai Keadilan Sejahtera.

 


 

ANTARA FOTO/Basri Marzuki

 

Teroris Poso Makin Tersudut

KEKUATAN Mujahidin Indonesia Timur (MIT), kelompok teroris yang terafiliasi dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), di Kabupaten Poso, Sulawesi Selatan, melemah. Awal pekan lalu, personel Satuan Tugas Operasi Tinombala, gabungan Kepolisian Republik Indonesia dan Tentara Nasional Indonesia, menembak mati seorang anggota MIT. Satu anggota lain tertangkap.

Menurut Asisten Operasi Kepala Polri Inspektur Jenderal Rudy Sufahriadi, setelah peristiwa itu, anggota MIT tersisa 12 orang. “Senjata mereka juga hanya dua pucuk M16 dan dua revolver. Tidak pernah bertambah lagi,” ucap Rudy dalam konferensi pers di Markas Besar Polri, Jakarta, Senin pekan lalu.

Dua hari lalu, tujuh personel tim Tinombala menyergap lima anggota MIT di Desa Padopi, Kecamatan Poso Pesisir Selatan, Poso. Terjadi baku tembak antara tim Tinombala dan kelompok militan tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus