Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Aksi Jokowi End Game sempat menjadi perhatian publik pada Sabtu, 24 Juli 2021 lalu. Aksi memprotes kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) itu dituding para pendengung (buzzer) dikampanyekan oleh Blok Politik Belajar (BPP).
Blok Politik Pelajar membantah tuduhan terlibat dalam aksi Jokowi End Game. "Tidak benar bahwa BPP menggalang dukungan untuk demontrasi Jokowi End Game di media sosial. Adapun, aksi yang dilakukan BPP, seperti terdapat pada instagram kami, adalah aksi konvoi," penjelasan Blok Politik Pelajar dalam keterangan tertulisnya, Selasa 27 Juli 2021.
Di Instagram, mereka memiliki sekitar 9 ribu pengikut. Tercatat unggahan pertama mereka muncul pada 19 Februari 2021 lalu. Mereka juga memiliki situs bernama blokpolitikpelajar.org. Di sana mereka menjelaskan bahwa BPP adalah peron (platform) yang bertujuan untuk menggalang kerjasama antar civitas akademik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada 11 Juli 2021, BPP juga mengkritik gerakan masyarakat sipil. Mereka menilai organisasi masyarakat sipil masih malu-malu mendengungkan tuntutan pelengseran Jokowi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Sepertinya masih nyaman dalam gerak-gerak siaran pers, klarifikasi, dan menghantam buzzer. Masyarakat sipil menolak demokrasi prosedural, tapi mengandalkan strategi legal-formal untuk melakukan revolusi," ujar BPP dalam tulisan sikap mereka.
Seperti dikutip Koran Tempo edisi Selasa 27 Juli 2021, Delpedro Marhaen, salah satu anggota Blok Politik Pelajar mengatakan organisasinya merupakan wadah politik untuk para pelajar dan mahasiswa tanpa struktur ketua dan pentolan organisasi. Menurut dia, BPP diharapkan bisa menjadi organisasi yang dapat mempengaruhi kebijakan dan terbebas dari pengaruh senioritas, LSM, dan partai politik. "Gerakan pelajar ini kami mencontoh di Malaysia, Thailand, dan Hongkong yang sudah mampu mengubah sebuah kebijakan pemerintah," kata dia.
Delpedro lantas menduga ada sejumlah pihak yang ingin mengkambinghitamkan BPP dalam kegiatan Jokowi End Game. Menurut dia, para buzzer sengaja mengarahkan isu Jokowi End Game sejalan dengan rencana aksi BPP pada Sabtu pekan lalu. "Konsep kami seperti air: adaptif, tanpa komando, dan skala kecil," kata dia.
Ia pun membantah menyebarkan poster berisi ajakan untuk menggulingkan pemerintahan Jokowi.
"Soal poster Jokowi End Game, saya tidak ada kaitan dan tak tahu siapa inisiatornya," kata dia. "Tapi untuk tanggal 24 Juli 2021, jika ditanya akan ada aksi demo atau tidak, iya, akan ada. Itu tidak bisa dihindarkan akan terjadi, karena kita tahu warga sedang marah dengan situasi belakangan ini."
Pada akhirnya, aksi Jokowi End Game tidak jadi berlangsung pada Sabtu lalu. Meski begitu, Polda Metro Jaya menangkap sejumlah aktivis BPP pada Sabtu lalu dengan tudingan ajakan berunjuk ras untuk menggulingkan Jokowi. Belakangan, mereka telah dibebaskan karena tak cukupnya bukti.
Blok Politik Pelajar juga pernah melakukan demonstrasi membela Palestina. Pada 21 Mei lalu, belasan aktivisnya ditangkap Polda Metro Jaya ketika hendak membakar bendera Israel di Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta. Demonstrasi tersebut mereka lakukan sebagai upaya membela bangsa Palestina dan mengecam tindakan Israel. Para aktivis tersebut kemudian dilepaskan oleh polisi tanpa proses hukum.
Baca: Penangkapan Blok Politik Pelajar, YLBHI: Jika Tak Jelas Tuduhannya Seperti Teror