Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Proyeksi peta dilakukan untuk menggambarkan model tiga dimensi permukaan bumi menjadi dua dimensi. Dengan kata lain, proyeksi peta merupakan metode yang bertujuan untuk memindahkan titik-titik dari globe ke atas bidang datar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Melansir laman Badan Informasi Geospasial (BIG), pemindahan dari globe ke bidang datar harus diupayakan seakurat mungkin. Lantas, apa saja yang perlu diperhatikan dalam melakukan proyeksi peta?
Pengertian Proyeksi Peta
Proyeksi peta adalah teknik-teknik yang digunakan untuk menggambarkan sebagian atau keseluruhan permukaan tiga dimensi bumi berbentuk bola ke permukaan datar dua dimensi, dengan distorsi (penyimpangan) sedikit mungkin. Pada prinsipnya, proyeksi peta menjadi usaha transformasi untuk mengubah bentuk bidang lengkung menjadi bidang datar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sementara itu, menurut Buku Pengantar Kartografi (Aplikasi Keterampilan dan Pendidikan Peta) yang diterbitkan Eureka Media Aksara, proyeksi peta dapat didefinisikan sebagai perhitungan matematika dari hasil konversi posisi bumi berbentuk tiga dimensi menjadi dua dimensi. Bentuk permukaan bumi yang datar dan teratur menjadi tantangan tersendiri dalam proses penggambarannya.
Berdasarkan unud.ac.id, proyeksi peta merupakan cara memindahkan sistem paralel berupa garis lintang dan meridian atau garis bujur berbentuk bola ke bidang datar. Adapun hasil akhir dari pemindahan globe ke bidang datar adalah peta.
Ketentuan Proyeksi Peta
Untuk meminimalisir kesalahan, terdapat beberapa syarat proyeksi peta, meliputi:
- Bentuk-bentuk di permukaan bumi tidak mengalami perubahan atau harus tetap, persis seperti pada gambar peta di globe bumi.
- Luas permukaan yang diubah harus tetap.
- Jarak antara satu titik ke titik lain di atas permukaan bumi yang diubah harus tetap.
Namun, menurut BIG, pemenuhan ketiga syarat proyeksi peta itu adalah mustahil. Oleh karena itu, terdapat kompromi dengan hanya memenuhi salah satu dari ketiga ketentuan pembuatan peta tersebut.
Senada dengan hal itu, melansir e-Modul Geografi Kelas X karya Kadek Putrawan (2019), ada beberapa hal yang tidak boleh diabaikan dalam melakukan kegiatan proyeksi peta, yaitu:
- Peta harus ekuivalen atau sesuai dengan luas yang sebenarnya di permukaan bumi setelah dikalikan dengan skala.
- Peta harus equidistant atau mempunyai jarak-jarak yang sama dengan jarak sesungguhnya di permukaan bumi sesudah dikalikan dengan skala.
- Peta harus conform, yaitu bentuk atau sudut pada peta dipertahankan sesuai dengan bentuk sesungguhnya di permukaan bumi.
Fungsi Proyeksi Peta
Adapun fungsi dari pembuatan atau proyeksi peta, antara lain:
- Menunjukkan posisi atau lokasi suatu wilayah di permukaan bumi.
- Menggambarkan atau memperlihatkan fenomena-fenomena dalam bentuk permukaan bumi.
- Memperlihatkan luas daerah, jarak, dan ukuran di permukaan bumi.
- Menyajikan informasi terkait keruangan.
Jenis Proyeksi Peta
Berikut jenis-jenis proyeksi peta:
Proyeksi Silinder
Proyeksi silinder atau cylindrical merupakan proyeksi globe yang bidang proyeksinya berbentuk silinder dan menyinggung bola bumi.
Penggunaan proyeksi silinder menawarkan beberapa keuntungan, di antaranya menggambarkan daerah yang luas, menggambarkan daerah di sekitar khatulistiwa, dan cocok untuk daerah ekuator.
Proyeksi Bidang Datar
Proyeksi bidang datar atau zenithal (azimuthal) adalah proyeksi peta yang menggunakan bidang datar sebagai bidang proyeksinya.
Proyeksi zenithal dibedakan menjadi tiga macam, meliputi proyeksi azimut normal (menyinggung kutub), proyeksi azimut transversal (tegak lurus dengan ekuator), serta proyeksi azimut oblique (menyinggung salah satu titik antara kutub dan ekuator).
Proyeksi Kerucut
Proyeksi kerucut dilakukan dengan memindahkan garis-garis meridian dan paralel dari globe ke sebuah kerucut. Proyeksi kerucut paling tepat untuk menggambarkan wilayah-wilayah di lintang 45 derajat.
Pilihan Editor: 10 Konsep Geografi dan Contohnya dalam Kehidupan Sehari-hari