HUJAN mengucur deras Sabtu pagi pekan lalu. Di Jalan Koja, Tanjungpriok, Jakarta Utara, Suhana bergegas, sambil menggandeng anak sulungnya yang 2,5 tahun dan menggendong bayinya, masuk ke pondoknya. Ketika pintu terbuka, Suhana mencium bau bangar yang menyengat. Ada asap putih tipis masuk dari celah-celah jendela dan dinding papan. Mendadak ibu berumur 27 tahun ini merasakan matanya pedih dan berkunang. Dengan panik dia berlari ke luar rumah, menembus hujan. Menyadari bahwa bayinya sedang demam, Suhana berlari lagi ke rumah. Asap yang bangar itu terhirup. Kepala saya tambah puyeng, perut mual, dan napas sesak," ujarnya. Tubuhnya terasa makin lemas. Akhirnya, ia ambruk bersama anak-anaknya. Pingsan. Ternyata, banyak tetangga Suhana, di Kampung Bulak, merasakan hal yang sama pagi itu. Permukiman yang padat itu geger. Untung, mereka saling membantu. Yang telanjur teler diungsikan oleh yang masih segar dan dibawa ke Panti Wanita, yang terletak di seberang kampung itu. Hari itu ada sekitar 250 orang, anak-anak dan dewasa, yang terpaksa ditampung di tempat pendidikan yang diperuntukkan bagi para WTS itu. Dua puluh dua orang di antaranya harus diangkut ke RS Tugu, tak jauh dari tempat kejadian. Di rumah sakit, para korban umumnya memerlukan bantuan oksigen. Tak ada yang cedera berat. "Yang pusing, ya, kami beri obat pusing, yang mual, ya, kami beri obat mual," ujar dr. Afif, dokter jaga di RS Tugu. Sumber asap itu cepat diketahui setelah tim Gegana dari Polda Metro Jaya datang ke tempat kejadian. Rupanya, asap merayap dari timbunan besi-besi tua milik Haji Muhayi dan H. Asmuni, yang dekat dengan perkampungan kumuh itu. Polisi menemukan 12 tabung besi bercat kuning dengan label liquid chlorine, di antara hampir 150 tabung bekas. Diduga tabung kuning itu biang perkara. Kepala Seksi Kesehatan Lingkungan dari Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara menduga gas asetilen yang meracuni penduduk di sana. "Gas itu menyebabkan oksigen dalam Hb darah menurun," ujarnya. Jika jebakan gas itu berlangsung lama, tentu, bisa mendatangkan kematian. Gas asetilen itu diduga muncul akibat reaksi antara Kalium-karbit dalam tabung besi itu dan air. Mungkin tabung itu bocor dan tertimpa hujan. Selain bisa membuat pingsan, gas itu mudah terbakar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini