Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok penyandang disabilitas mental intelektual lebih rentan terkena virus corona baru atau COVID-19 dibanding ragam difabel lainnya. Musababnya, tidak ada yang dapat menjamin pendekatan dan metode penanganan yang tepat untuk mereka.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Wakil Presiden dari lembaga nirlaba The Nonprofit Alliance di Columbia, Amerika Serikat, Shannon McCracken mengatakan kelompok penyandang disabilitas mental intelektual kerap luput dari perhatian pemerintah dan banyak hal yang tidak dapat mereka akses dengan baik. "Padahal kelompok ini adalah bagian dari keberagaman yang ada," kata McCracken seperti dikutip dari Scoop.com, Selasa 17 Maret 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penyandang disabilitas mental intelektual yang dimaksud meliputi penyandang keterlambatan mental, distrofi otot dan kerusakan otak. McCracken mengimbau agar pada pendamping penyandang disabilitas turut berupaya mencegah persebaran virus corona.
Berbagai langkah kecil bisa dimulai, misalnya menjaga kebersihan dengan mencuci tangan tidak kurang dari 20 detik, membuat sirkulasi udara yang baik, penyandang disabilitas mendapatkan sinar matahari yang cukup. Hindari menyentuh benda-benda di tempat umum, membatasi keramaian, dan yang paling penting tidak keluar rumah dalam keadaan sakit.
Sayangnya, menurut McCracken, imbauan ini agak sulit diterapkan bagi penyandang disabilitas dan pendamping mereka. "Berdiam diri di rumah saat sakit bagi orang yang memiliki ketergantungan hidup dari pendamping rasanya bukan sebuah tindakan tepat," kata McCracken.
Sebab itu, salah satu yang menjadi pembahasan penting dalam pencegahan dan pengendalian virus corona di Amerika Serikat adalah protokol bagi kelompok rentan, seperti penyandang disabilitas mental intelektual yang hidupnya bergantung kepada pendamping.
"Panduan pencegahan dan pengendalian harus mengakomodasi kepentingan dan keunikan masing masing kelompok, termasuk penyandang disabilitas mental intelektual dan pendampingnya," kata McCracken. "Sediakan alat pembersih tangan dan antiseptik bagi anggota keluarga yang tinggal bersama atau sendiri di dalam rumah."
Dia juga mengimbau para pengampu atau pendamping penyandang disabilitas mental dan intelektual tetap melakukan tugas utamanya. "Tetap melakukan mobilitas dan memantau mereka yang hidupnya bergantung kepada orang lain," lanjut McCracken.
Komunitas autistik di Amerika Serikat meminta pemerintah menyampaikan berbagai upaya pencegahan, penanganan, dan pengendalian COVID-19 kepada keluarga atau pendamping penyandang difabel.