Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
ADA yang tak biasa dengan pengumuman mutasi kali ini. Konferensi pers tak digelar. Keputusan Panglima TNI tertanggal 14 Juni itu cuma dibagikan. Agar mutasi dilihat secara wajar, begitu penjelasan Kepala Pusat Penerangan Marsekal Muda Graito Usodo.
Toh, aroma politis masih saja menyengat dari pergeseran 122 pos militer ini. Fokus perhatian tertuju pada tergusurnya Asisten Teritorial Kepala Staf Angkatan Darat (Aster KSAD) Mayjen Saurip Kadi. Seperti telah santer disebut, Saurip memang masuk kotak. Karib Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) Letjen Agus Wirahadikusumah ini ''ditunakaryakan" sebagai perwira tinggi Markas Besar AD. Posnya diisi Mayjen Sang Nyoman Suwisma, mantan Kepala Staf Kostrad.
Saurip, yang sangat vokal menyuarakan pemangkasan komando teritorial, belakangan memang menjadi sorotan. Namanya bahkan dikaitkan dengan Dokumen Bulakranteskenario kelompok Wirahadikusumah plus Bondan Gunawan untuk menguasai pucuk militer. Menurut pengamat militer M.T. Arifin, vonis untuk Saurip telah dijatuhkan Cilangkap pada 30 Mei lalu. Meski keesokan harinya KSAD Jenderal Tyasno Sudarto dimintai penjelasan Presiden Abdurrahman Wahid tentang pencopotan itu, nasib Saurip tak lagi tertolong.
Soalnya, kata Arifin lagi, suara lantang Saurip dinilai telah memicu keresahan di kalangan tentara. ''Dia dianggap terlalu bebas dan kritis," kata pengamat militer dari CSIS, J. Kristiadi. Tudingan lain, Saurip dan Wirahadikusumah naik peringkat semata-mata karena mencantol Istana. Akibatnya, pola mutasi pada Februari lalu berantakan. Saat itu, Kepala Staf Umum Letjen Suaidi Marasabessy terjungkal. Tergusur Wirahadikusumah, Letjen Djadja Suparman juga terpental dari Pangkostrad ke pos Komandan Sekolah Staf Komandosesuatu yang tak lazim.
Kualifikasi mereka juga diungkit. Proses naiknya Saurip dinilai janggal. Menurut seorang jenderal yang dekat dengan Wiranto, Saurip tak sekali pun menduduki jabatan teritorialkomandan resor militer atau panglima daerah militer, misalnya. ''Tiba-tiba kok jadi Aster KSAD," katanya. Apalagi, Saurip berasal dari korps CHB (perhubungan), yang kurang bergengsi.
Meski selamat untuk sementara, Wirahadikusumah pun agaknya tinggal menghitung hari. Menurut Arifin, ''jenderal titipan Presiden Wahid" itu akan terpental pada mutasi berikutnyadiperkirakan Oktober depan dan meliputi pos bintang tiga ke atas. Banyak disebut, posisi Wirahadikusumah akan digantikan Panglima Kodam Jaya Mayjen Ryamizard Ryacudu. Di putaran ini, kata Kristiadi, Komandan Jenderal Kopassus Mayjen Syahrir M.S., yang kini bergeser sebagai Asisten Operasi KSAD, akan menjadi Kepala Badan Intelijen Strategis (Bais). Sementara itu, Kepala Bais Marsekal Madya Ian Perdanakusumah bakal melesat jadi Panglima Angkatan Udara.
Figur Suwisma dan Ryamizard menarik dicermati. Mereka adalah potret tentara profesional, apolitis, dan punya segudang pengalaman lapangan. Suwisma adalah jenderal senior dari angkatan 1971. Di era Wiranto, dia pernah akan dipromosikan sebagai Danjen Kopassus. Terjegal Prabowo, jenderal senior ini lalu menduduki kursi Panglima Kodam Tanjungpura, sebelum akhirnya didegradasi ke pos Kepala Staf Kostrad. Begitu pula dengan Ryamizard, yang kaya pengalaman operasi. Pada rotasi Februari, sebenarnya ia sempat menjadi kandidat kuat Pangkostrad, sebelum terhambat ''titipan Istana".
Cuma, masalahnya, kata Kristiadi lagi, sudut pandang mereka khas prajurit tulen: teguh berpegang pada doktrin yang ada. Akibatnya, mereka keras bersikukuh bahwa komando teritorialgencar disoalkan Wirahadikusumah dan Sauripmasih perlu dipertahankan.
Bagi sebagian kalangan, mutasi ini diharap akan kembali meluruskan gerak gerbong militertelah melenceng pada Februari laludi rel seharusnya. Tapi membelokkan kembali upaya penghapusan komando teritorial, tentu saja, bukan rel yang boleh dilalui.
Karaniya Dharmasaputra, Levi Silalahi, Arif Kuswardono
Pergeseran di Sejumlah Pos Strategis
Nama | Jabatan Lama | Jabatan Baru |
Mayjen Saurip Kadi | Aster KSAD | Pati Mabes TNI AD |
Mayjen Sang Nyoman Suwisma | Kepala Staf Kostrad | Aster KSAD |
Mayjen Syahrir M.S. | Danjen Kopassus | As. Ops. KSAD |
Brigjen Amirul Isnaini | Wa. Asisten Pengamanan KSAD | Danjen Kopassus |
Mayjen Afandi | Pangdam I/Bukit Barisan | Pati Mabes TNI AD |
Mayjen I Gede Purnawa | Pang. Divif 1 Kostrad | Pangdam I/Bukit Barisan |
Mayjen Slamet Supriyadi | Pangdam III/Siliwangi | Pati Mabes TNI AD |
Mayjen Zainuri Hasyim | Pangdam VI/Tanjungpura | Pangdam III/Siliwangi |
Mayjen Djoko Besariman | Dan Seskoad | Pangdam VI/Tanjungpura |
Mayjen Bibit Waluyo | Pangdam IV/Diponegoro | Dan Seskoad |
Brigjen Sumarsono | Wa. Asisten Personalia KSAD | Pangdam IV/Diponegoro |
Brigjen Max Markus Tamaela | Pangdam XVI/Pattimura | Dan Pusterad |
Kol. Inf. I Made Yasa | Pamen Mabes TNI AD | Pangdam XVI/Pattimura |
Sumber: Markas Besar TNI
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo