TEMPO.CO, Jakarta - Relawan Desa Ganjar Pranowo atau Des Ganjar bertekat menghantarkan Gubernur Jawa Tengah tersebut menjadi Presiden Indonesia sejanjutnya. Tekat itu mereka sampaikan dalam Deklarasi Nasional Des Ganjar di kawasan Pantai Bandengan Kabupaten Jepara pada Sabtu, 4 Juni 2022.
Salah satu perwakilan Des Ganjar, Ulil Albab, menyebutkan selama ini masyarakat desa hanya manfaatkan lima tahun sekali saat kontestasi politik Pemilihan Presiden atau
Pilpres. Menurutnya, sudah saatnya lahir sosok pemimpin dari desa. "Maka kali ini, sore ini, kita bisa menjadikan presiden dari desa," katanya saat berorasi di atas panggung.
Ulil mengklaim, kinerja politikus PDIP itu baik saat di Dewan Perwakilan Rakyat maupun sebagai Gubernur Jawa Tengah sangat dirasakan masyarakat desa. "Sebagai warga desa saya sangat merasakan pengaruh besar Bapak Ganjar di masyarakat. Banyak terobosan beliau lakukan seperti pembangunan, inovasi, dan UMKM," kata dia.
Dia juga mengajak para warga yang hadir dalam deklarasi agar terus mempromosikan nama Ganjar menjelang pemilihan presiden atau
Pilpres 2024. "Untuk bisa meyakinkan presiden 2024 yang terbaik adalah Bapak Ganjar Pranowo," ujar Ulil.
Sejumlah rangkaian acara digelar dalam deklarasi tersebut antara lain sailling pass kapal nelayan, tari gambyong, tari kreasi nusantara, angklung, devile bendera merah putih, ikrar relawan, deklarasi, pemecahan rekor rambut putih, dan hiburan.
Para peserta aksi datang dari berbagai daerah. Sebagian besar mereka datang berombongan. Para peserta deklarasi tersebut mengenakan kaus bergambar logo Des Ganjar di bagian depan. Sementara di sisi belakang terdapat gambar wajah Ganjar dan tulisan Ganjar Pranowo Presiden 2024.
Selain memperoleh kaus, para peserta mendapat jatah makan siang. Panitia membagikan air mineral di sejumlah titik area deklarasi. Sejumlah hadiah juga dibagikan melalui undian.
Menurut Koordinator Deklarasi Nasional Des Ganjar, Handono, para peserta berasal dari berbagai lapisan masyarakat desa. "Dari masyarakat desa, tokoh desa, ulama desa, PKK desa, karang taruna, petani, pedagang, UMKM, dan lainnya. Semua unsur masyarakat desa," sebutnya.
Acara tersebut rencananya akan dihelat hingga pukul 21.00. Namun, menjelang pukul 18.00 sebagian peserta memilih meninggalkan lokasi. Akses keluar Pantai Bandengan sempat tersendat karena banyaknya kendaraan yang akan meninggalkan kawasan wisata tersebut.
JAMAL A. NASHR
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini