Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Rupanya Bukan Mau Pecah

Wakil-wakil pemuda dari 22 ormas mengadakan pertemuan sebagai cetusan tidak setuju atas konsep pembinaan dan pengembangan generasi muda dari Menmud Abdul Gafur. Bagi mereka, KNPI bukan wadah tunggal. (nas)

28 Oktober 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

17 Oktober malam, 91 pemuda mewakili 22 ormas kumpul di rumah Mayjen Sughandi, Ketua Umum MKGR, di Jl. Diponegoro, Jakarta. Mereka umumnya bersuara lantang, menyatakan tak setuju dengan konsep "pembinaan dan pengembangan generasi muda" seperti dibawakan oleh Menteri Muda Urusan Pemuda Abdul Gafur. Itu adalah pertemuan ketiga setelah sebelumnya berkumpul di restoran Geliga dan di rumah Mayjen Mas Isman, Ketua Umum Kosgoro. Pertemuan di rumah Sughandi yang sarat dengan keluhan, rupanya membuat Fahmi Idris, wakil dari Fosko '66, merasa jengkel. "Mbok kita ini jangan berdebat atau mengeluhkan soal-soal kecil," katanya. Fahmi, yang juga tokoh HIPMI itu rupanya menghendaki agar forum itu mampu "melahirkan ide-ide besar." Apa itu? "Yah, mengapa 50% rakyat masih berada di bawah garis kemiskinan mengapa kini tak ada politikus besar mengapa anak-anak muda takut jadi pemimpin dan lain-lain," lanjut Fahmi. "Yang harus kita hargai adalah fikiran-fikiran besar, bukan legitimasi." Pendapat begitu didukung Tony Waworuntu dari GMKI, yang berharap agar kegiatan pemuda itu janganlah semata-mata untuk momentum tertentu, seperti menjelang Kongres KNPI atau peringatan Sumpah Pemuda. Maka mereka pun malam itu juga membentuk 'kelompok konsepsionil' dan 'kelompok karya nyata.' Minggu ini, wakil-wakil pemuda yang antara lain terdiri dari GP Ansor, Fosko '66, GM Trikarya (Kosgoro, MKGR dan Soksi), GMNI, PMKRI, GAMKI, IMM, masih akan bertemu lagi. Seperti dikatakan Ismuyanto dari Trikarya, mereka akan jalan terus, kalau KNPI jalan terus dengan konsepnya. "Toh kegiatan pemuda tidak cuma bisa melalui KNPI saja," tukas Rudiyono Hadi dari GM (Generasi Muda) Kosgoro. Menarik, bahwa GM Trikarya, khususnya GM Kosgoro, secara tegas menyebut dirinya sebagai Angkatan Muda Golkar, sementara itu kegiatan mereka akhir ini tampak lebih dekat dengan ormas pemuda lain. Pecahkan mereka? "Lebih tepat disebut otokritik, bukan revisionis," kata Ismuyanto.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus