Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Said Abdullah Ungkap Alasan PDIP Berharap Megawati dan Prabowo Bertemu sebelum Kongres

Said Abdullah mengatakan Megawati menegaskan saat pidato di Hari Ulang Tahun Ke-52 PDIP bahwa hubungannya dengan Prabowo masih terjalin dengan baik.

17 Januari 2025 | 20.20 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Said Abdullah di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 17 September 2024. ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan berharap ketua umumnya, Megawati Soekarnoputri, segera bertemu dengan Presiden Prabowo Subianto sebelum PDIP melaksanakan kongres. Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP Said Abdullah mengatakan terdapat rencana DPP PDIP mengundang Prabowo dalam kongres yang kemungkinan digelar pada April 2025.

“Sebagai tamu kehormatan pada kongres nanti, tentu sudah sewajarnya didahului oleh pertemuan Ibu Mega dengan Presiden RI Prabowo,” ujar Said dalam keterangan tertulis di Jakarta pada Kamis, 16 Januari 2025, seperti dikutip dari Antara.

Said menyebutkan Megawati sudah menegaskan saat pidato di Hari Ulang Tahun Ke-52 PDIP pada 10 Januari 2025 bahwa hubungannya dengan Prabowo masih dan terus terjalin dengan baik. Penegasan timbal balik, kata dia, juga disampaikan oleh Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad dan Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP Partai Gerindra Ahmad Muzani bahwa hubungan Megawati dan Prabowo sangat baik.

Meski demikian, dia menegaskan hubungan baik kedua tokoh jangan disimpulkan sebagai sinyal untuk membarter status hukum yang saat ini disangkakan kepada Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. Karena itu, kata dia, diperlukan kejernihan dalam berpikir dan jangan membuat kesimpulan secara jumping.

Ketua Badan Anggaran DPR itu menuturkan Megawati memang memberi perhatian kepada kasus yang dialami Hasto sebagai Sekjen PDIP. Penegasan itu diungkapkan agar hukum tegak menjadi panglima.

“Letakkan hukum dalam koridor hukum. Jadi jangan dimaknai pernyataan Bu Mega sebagai bentuk barter dengan apa yang sekarang dialami Mas Hasto karena tidak ada kaitannya dan bukan karakter Ibu Mega memperdagangkan hukum,” tuturnya.

Said berpendapat pernyataan Megawati tersebut sebagai bentuk harapan kepada Prabowo sebagai pemimpin nasional agar bisa menjadi pelopor pembangunan hukum supaya arah politik hukum Indonesia memberikan sumbangsih bagi tumbuh berkembangnya perekonomian nasional.

Dia mengatakan harapan tersebut sesuai dengan harapan semua pihak serta sebagai ungkapan makna Megawati bersahabat baik dengan Prabowo, karena faktanya tidak ada hal yang menyebabkan hubungan keduanya retak.

“Mohon doanya saja kedua tokoh bangsa ini bisa segera bertemu secara fisik meskipun saya yakin hubungan batin kedua beliau tetap erat,” ucapnya.

Pertemuan Megawati dan Prabowo, kata dia, tentu baik bagi kehidupan politik nasional dan setidaknya meredakan kegaduhan yang tidak proporsional, terutama dari kalangan pendengung. Dia juga meminta agar hubungan baik kedua tokoh juga jangan diartikan sebagai “dagang sapi politik” PDIP masuk ke pemerintahan, karena kedua tokoh tidak memiliki karakter demikian.

Apabila momentum pertemuan keduanya terlaksana, dia meyakini Megawati akan berbicara tentang politik negara, bagaimana membaca jalan menuju cita-cita Indonesia Raya, memperbaiki hukum dan mematuhi konstitusi, berbicara tentang geopolitik global, serta berbagai masalah strategis negara seperti politik pangan dan energi.

Said menegaskan tidak masuknya PDIP ke dalam pemerintahan juga tidak berarti dimaknai sebagai partai oposisi karena, seperti ditegaskan oleh Megawati kepada jajaran partainya, sistem politik Indonesia tidak mengenal oposisi atau koalisi.

Maka dari itu, Said menekankan posisi partainya akan tetap berada di luar pemerintahan dan akan menjadi sahabat yang konstruktif bagi pemerintahan Prabowo.

“Saya kira pilihan posisi seperti ini akan cenderung lebih bisa menjadi sahabat yang tulus. Persahabatan tanpa konsesi,” tuturnya.

Sekjen Gerindra Berharap Prabowo dan Megawati Segera Bertemu

Sebelumnya, Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani menyatakan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto menyukai masakan nasi goreng yang dibuat oleh Megawati Soekarnoputri. Dia menyebutkan ada tiga menu nasi goreng yang dinilai Prabowo enak untuk dinikmati, yaitu nasi goreng ikan asin, nasi goreng ayam, dan nasi goreng kambing.

“Pak Prabowo dalam beberapa kesempatan sama kami menyampaikan bahwa masakan Ibu Megawati yang paling dia kenang memang nasi goreng. Ada nasi goreng ikan asin, ada nasi goreng ayam, ada nasi goreng kambing,” ujar Muzani di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu, 15 Januari 2025.

Muzani berharap pertemuan antara Prabowo dan Megawati akan berlangsung pada bulan ini. “Saya berdoa mudah-mudahan bisa bulan ini, makin cepat makin bagus,” kata dia.

Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) ini mengatakan ada manfaat bila Prabowo dan Megawati cepat bertemu, yaitu memperbaiki suasana politik, negara, hingga pembangunan yang lebih baik lagi.

“Kami semua adalah orang yang senang kalau pemimpin kita itu sering bertemu, sering bersilaturahmi, saling ngobrol bareng meskipun yang diobrolin adalah hal-hal yang ringan, ujar Muzani.

Rencana pertemuan Prabowo dan Megawati telah ramai dibahas usai pelaksanaan Pilpres 2024. Keduanya sempat dikabarkan akan bertemu sebelum pelantikan Prabowo sebagai presiden, tetapi pertemuan tersebut belum kunjung terlaksana.

Politikus senior PDIP Sidarto Danusubroto mengatakan orang dekat Prabowo menitipkan pesan kepada Megawati lewat dirinya. Dia tak membantah pesan itu berkaitan dengan kemungkinan pertemuan kedua tokoh itu.

Sidarto mengatakan pesan itu dia sampaikan ke Megawati saat perayaan HUT ke-52 PDIP pada Jumat, 10 Januari 2025. “Iya betul, bukan langsung dari beliau (Prabowo) tapi dari orang (dekat)-nya,” kata dia saat dihubungi Tempo pada Selasa, 14 Januari 2025.

Dalam acara HUT PDIP itu, Megawati pun sempat menyinggung kedekatannya dengan Prabowo termasuk soal nasi goreng. Dia mengatakan ada beberapa pihak yang sudah menyinggung kerinduan Prabowo terhadap nasi goreng buatannya. Dia menyebutkan relasi antara dia, Prabowo, dan nasi goreng itu sebagai politik nasi goreng.

Udah lama, ada yang ngomong, ada yang ngomong (Prabowo) minta nasi goreng,” kata Megawati.

M. Raihan Muzzaki, Hammam Izzuddin, dan Antara berkontribusi dalam pembuatan artikel ini.

Pilihan editor: Soal Usul Dana Zakat untuk Makan Bergizi Gratis, Anggota DPR: Melenceng dari Asta Cita

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus