Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto membela dokter Terawan Agus Putranto setelah diberikan sanksi pemecatan sementara sebagai anggota Ikatan Dokter Indonesia selama 12 bulan. Menurut dia, Terawan adalah dokter yang punya terobosan di bidang teknologi kedokteran.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Saya merasa prihatin saya kaget saya berharap, tanpa mencampuri urusan IDI, saya kira dokter Terawan adalah putra bangsa yang luar biasa," kata Prabowo di Hotel Sultan, Jakarta, Kamis 5 April 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Prabowo mengaku kaget dengan kabar pemecatan Terawan yang telah menanganinya dalam tiga kali terapi. "Beliau sudah membantu dan menyelamatkan banyak orang di kalangan tentara yang saya tahu," ujar dia. Sebab itulah Terawan pernah diberi kenaikan pangkat luar biasa sebagai tentara.
Ia mencontohkan penanganan Terawan untuk menangani penyakit vertigo yang menderanya. Prabowo meminta IDI mencari jalan tengah atas polemik Terawan. "Jadi tolong, pak Terawan itu aset bangsa. Di mana-mana orang belajar dari beliau itu, maka kaget saya," ujarnya.
Bahkan, Prabowo, yang juga mantan Komandan Jenderal Korps Pasukan Khusus itu, memuji kerja Terawan. "Alhamdulillah, sekarang saya bisa tiga jam pidato. Kalau dikasih kopi bisa 5 jam pidatonya," kata dia. "Tapi kalau gak ada wartawan, bisa lebih lama lagi. Kalau sekarang pidato ada kalian, saya harus hati-hati bicaranya, harus sopan," katanya sambil berkelakar.
Dokter Terawan merupakan Kepala Rumah Sakit Kepresidenan Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat. Dokter radiologi ini dikenal berkat terapi 'cuci otak' yang dipakai untuk pengobatan stroke. Sejumlah kalangan elite dan politikus telah mencoba terapi ini dan mengaku bisa sembuh.
Namun di sisi lain, terapi ala Terawan ini menuai kontroversi di kalangan dokter syaraf. Para dokter syaraf menilai metode cuci otak itu bukan terapi, apalagi tindakan pencegahan. Metode itu hanyalah prosedur diagnosis saja. Perkara itu yang diduga menjadi penyebab pemecatan sementara dokter Terawan. Pemecatan itu pun menuai polemik.