SEHARUSNYA pengurusan jamaah haji Indonesia tahun in lebih baik
dari sebelumnya - seperti dijanjikan Menteri Agama Alamsyah.
Tapi kejadian di Masjidil Haram merusak rencana. Hampir 3.000
jamaah yang masih di Mekah waktu kejadian itu tak sempat lagi
berziarah ke masjid dan makam Nabi di Madinah meski acara ini
sama sekali tidak termasuk wajib. Dan hampir separuh jamaah
Indonesia tak sempat menunaikan tawaf wada' (tawaf perpisahan di
Ka'bah), yang juga tidak wajib, karena justru Masjidil Haram
baru dibuka untuk umum bersamaan dengan waktu pemulangan jamaah
Indonesia terakhir Jumat pekan lalu.
Jamaah terakhir Indonesia keluar dari Masjidil Haram di hari
ketiga setelah kejadian. Ke mana mereka harus pergi, sementara
pertempuran makin gencar? Untung permintaan Duta Besar Hadi
Thayeb kepada Menteri Urusan Haji Saudi, agar meminjamkan
truk-truk tentara untuk mengangkut jamaah Indonesia keluar dari
Mekah, dikabulkan.
Maka siang malam berbondong-bondong para jamaah menuju tempat
pemberangkatan -- sekitar 34 km dari tempat syekh mereka di
sekitar Masjidil Haram. Rencana semula semua jamaah Indonesia
harus telah pulang 5 Desember karena peristiwa tadi mundur
menjadi 7 Desember.
Abdurrahim (28 tahun) adalah seorang pekerja musiman di TPHI
(Tim Pengurusan Haji Indonesia) di Mekah. Pemuda Sulawesi
Selatan ini sudah 2 tahun di Saudi. Ketika Tatang Muchtar,
Kepala Perwakilan KBRI di Mekah, mendapat perintah telepon dari
Dubes Hadi Thayeb agar semua jamaah Indonesia dikeluarkan dari
Masjidil Haram Abdurrahim inilah yang melaksanakannya. "Saya
tidak sembahyang subuh di masjid pagi itu," tutur Rahim, "tapi
saya segera terbangun mendengar tembakan-tembakan di masjid."
Saat itulah Rahim menerima perintah itu -- dan pemuda ini segera
memasuki masjid mencari saudara-saudara Indonesia. Begitu
bertemu dengan kelompok-kelompok jamaah kita, Rahim yang juga
turut mengaji di Masjidil Haram -- menuntun mereka keluar lewat
lubang-lubang angin. "Saya suruh mereka kembali ke syekh
masing-masing atau ke hotel," tuturnya.
Jam 15.30, 20 November itu, Rahim mengeluarkan jamaah Indonesia
terakhir -- dari yang sempat ditemuinya. Semua usahanya lancar
karena ia kebetulan mengenal baik beberapa perusuh itu. "Seorang
di antaranya saya kenal sebagai penjaga pintu masjid," katanya.
Dan karena mereka juga mengenal Rahim yang fasih berbahasa Arab
itu, para perusuh bahkan menunjukkan jalan dan menuntun jamaah
yang dibawa Rahim. Seorang di antara yang dituntun Rahim keluar
adalah Jenderal Satibi Darwis.
"Sekitar 400 orang berhasil saya keluarkan hari itu," kata Rahim
-- yang karena jasa-jasanya telah diusulkan oleh Dubes Thayeb
kepada Menteri Agama Rl agar diberi penghargaan. Kemudian baru
diketahuinya bahwa masih ada jamaah Indonesia yang meninggalkan
masjid pada hari ke-3 -- yaitu beberapa orang jamaah Madura.
Rahim sempat mengamati para perusuh itu. "Paling sedikit tiap
orang memiliki 2 pucuk senjata baru," ungkapnya lebih lanjut,
"dan menyandang rangkaian peluru." Dari atas asrama Tim
Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) di Jalan Falaq Mekah, yang juga
jadi tempat tinggal Rahim, ia menyaksikan tentang Kerajaan Saudi
pada tewas kena tembakan.
Pemuda itu juga mendapat tugas mencari kalau-kalau ada jamaah
Indonesia yang mati atau luka-luka. Ia hanya menemukan Ismail
(asal Tangerang, Jawa Barat) yang tewas dan seorang mahasiswa
Indonesia yang mukim di Mekah yang luka-luka. Ismail, kata
Rahim, terkena peluru yang memantul dari tubuh tank tentara
Kerajaan. Peluru mengenai mulutnya, dan inna lillah ....
Selama para perusuh masih tetap bertahan di bagian bawah tanah
masjid, 3 orang jamaah kita dinyatakan hilang. Baru beberapa
saat, setelah masjid bebas seluruhnya, nasib 2 orang di
antaranya (kakak beradik dari Serang, Jawa Barat) diketahui.
Sang kakak tewas tertembak tepat di bagian kepala, sang adik
luka-luka pada tangan dan kaki. Keduanya terkena tembakan ketika
hendak meloloskan diri melewati Pintu Marwa. Tapi nasib Badri
(60 tahun, dari Palembang) sampai hari ini belum diketahui.
Padahal pihak Atase Haji di Kedubes RI telah mencari ke
mana-mana.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini