Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nusa

Siak, Kotor Dan Rawan

Sungai siak minta korban. Kepala LLASDF Riau ditemukan tewas setelah speedboatnya mendapat kecelakaan dalam perjalanan inspeksinya di sungai itu.

14 Mei 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SIAK, sungai yang terpanjang, dalam, dan punya arus lalulintas cukup ramai di Riau itu, bulan Maret lalu kembali minta korban. Memang tak sebesar kisah tabrakan Km Selangat Indah yang menelan 37 nyawa lebih setahun lalu. Pun bukan satu-satunya kejadian di sungai itu setahun terakhir ini. Cuma, musibah sungai yang terjadi penghujung Maret itu, sedikit mengundang perhatian. Soalnya, yang jadi korban waktu itu adalah petinggi urusan sungai itu benar. Yaitu R. Sutrisno, kepala Inspeksi Daerah Vl Lalu Lintas Angkutan Sungai Danau dan Feri (LLASDF) Riau. Tak kurang dari 2 hari 2 malam, baru R. Sutrisno ditemukan dalam keadaan meninggal. Sementara 4 penumpang speedboat lainnya, berhasil menyelamatkan diri beberapa jam setelah kecelakaan. Mengharukan memang. Sebab, ba,gaimana pun alm Sutrisno adalah pejabat pertama yang ditunjuk selaku Kepala Inspeksi LLASDF Riau, sejak instansi itu resmi berdiri di daerah itu. Apalagi, kemalangan itu terjadi justru ketika almarhum kembali dari perjalanan inspeksi ke beberapa proyek LLASDF di Teluk Kiambang dan Tambilahan. Yang jadi pertanyaan sekarang, adalah seberapa jauh problem sungai Siak itu mendapat perhatian? Sebab, kecelakaan di sungai yang punya kedalaman lebih 15 meter ini bukan sekali dua. Baik yang resmi tercatat, maupun yang terlupa dan tak diriuhkan. Ini tak lain karena sungai ini demikian kotor dan rawan. Setiap saat, selalu ternganga bahaya. Rambu-rambu Selain arusnya deras, mempunyai kedalaman tak sama, pun banyak tikungan tajam. Rambu-rambu lalulintas yang terpasang di pinggirnya, terkadang nampak terkadang hilang di balik semak-semak. Tapi yang lebih mengundang "takut", justru kotornya sungai ini. Entah sampah dan kotoran apa saja mengapung di permukaannya. Kadang-kadang kelihatan bagai sepotong kayu yang hitam. Tapi setelah dekat, ternyata seonggok kayu log yang terbenam beberapa meter ke perut sungai. Bagaimana kalau sebuah perahu motor berkecepatan tinggi, tiba-tiba menabrak benda-benda ini? Yang begini ini, tentu saja merupa kan ancaman yang bukan kecil buat lalulintas sungai, terlebih saat malam hari Memang, sejak adanya LLASDF yan mengelola lalulintas di sungai itu, berbagai aturan telah dibuat. Antaranya. keharusan setiap armada sungai itu memenuhi sarat-sarat. Seperti pelampung renang, lampu-lampu yang cukup terang. Namun, beberapa pemilik perahu motor justru mengakui, bahwa cara pengawasan kurang efektif. Sebab selama ini yang dipentingkan adalah, dilengkapinya perlengkapan cuma waktu mau mendapat sertifikat. Sesudah mendapat sertifikat, tak lagi diperiksa. Malahan, larangan berlayar malam buat perahu motor, justru kerap dilanggar. Buktinya, almarhum Sutrisno sendiri. Perahu motor yang ditumpanginya, selain tak dilengkapi dengan baju renang, dan tak berlampu yang cukup (cuma lampu senter), pun berangkat malam-malam. Dan celaka. Kalau yang mengatur sungai saja sudah begitu, apalagi yang memang tak suka repot mengeluarkan duit, meskipun tarohannya nyawa. Tidakkah ada usaha untuk membersihkan sungai yang demikian vital dan urat nadi hubungan laut ke kota Propinsi itu? "Biayanya tak ada", begitu kata seorang pejabat LLASDF Riau kepada TEMPO. Yang baru terpenuhi kini adalah urusan "pemasangan rambu-rambu", tambahnya. Sedangkan buat membersihkan sungai dari tumpukan balok, dan sisa kayu log, diperlukan duit bukan sedikit. Tak tahu apa pula fikiran pihak Propinsi atau Direktorat LLASDF sesudah naas menimpa pihaknya sendiri.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus