WAJIB-satu-anak di Cina belum pernah dicabut. Namun, masih ada juga yang bocor, rupanya, hingga penduduknya kini 1,1 miliar jiwa. Problem historis mereka adalah kelaparan. Maka, dua tahun belakangan ini para pejabat secara rutin keluar-masuk kampung, dan memaksa sterilisasi ibu-ibu yang sudah punya satu atau dua bayi. Akibat cara yang dianggap kasar itu, Dana Kependudukan PBB pun menghentikan bantuannya. Tapi yang tak kalah menarik disimak: karena aturan wajib-satu-bayi itu, banyak orang tua menggunakan teknik scanning untuk melacak kelamin bayi dalam kandungan. Jika ternyata cewek, ya, digugurkan. Walhasil, statistik kelahiran adalah 114 untuk lelaki dan 100 wanita. Pada tahun 2000 bakal terdapat 70 juta bujangan di Cina, tulis koran pemerintah, The Jiangxy Daily, baru-baru ini. Tapi mau bilang apa lagi jika sikap mengelu-elukan anak lelaki baik karena bakal jadi kawan di hari tua atawa pembawa nama kaum telanjur luas membudaya di masyarakat. Sebagai akibatnya, komposisi penduduk Cina kini 51% terdiri dari lelaki. Bahkan ada daerah yang minus cewek. Keadaan ini dilirik sebagai lahan bisnis khas, rupanya. Ribuan cewek per tahun diculik dan diperdagangkan menjadi budak, tulis koran People's Daily beberapa waktu lalu. Harga satu cewek culikan itu paling rendah 350 dolar AS atau cuma sekitar Rp 700 ribu. Mereka yang miskin dan tak berpendidikan itu dilego jauh dari kampungnya. Pembelinya adalah kaum tani yang perlu istri, dan di daerah itu minus kaum wanitanya. Setiba di tangan sang juragan, jangan coba-coba lari atau bertingkah. Sebab bisa dirantai dan dianiaya. Belum tampak langkah mencegah jual-beli cewek ini, para penguasa Cina di Beijing kini luas mengeluh, padahal investasi dari luar sedang mengalir ke sana. Kerisauan mereka ternyata menyangkut kian melonjaknya jumlah pelacuran dijuluki sebagai ayam jalanan. Peminatnya, orang kaya Cina serta para pengusaha asing kini sering bertandang ke Beijing, Shanghai, Guangdong, serta berbagai kota besar lainnya. Di Kunming, ibu kota Provinsi Yunan, di selatan Cina, sekitar 100 cewek dengan dandanan menor tiap malam mejeng di depan sebuah kelab malam yang terletak di East Dong Feng sebuah jalan raya yang sibuk. ''Siapa mau dansa dengan saya?'' sapa cewek yang mengaku bernama Li. ''Di sini saya memang cari duit dua atau tiga dolar. Sehari- hari saya kerja di restoran, tapi penghasilannya tidak cukup,'' tuturnya. Namun, belum tentu Nona Li ini bakal mendapat tambahan. Bisa jadi malah ditangguk polisi. Menurut sebuah sumberresmi, polisi telah menahan lebih dari 200 ribu pelacur, dan angka itu meningkat terus. Kesulitan cewek juga menjadi tambang uang dalam bentuk dunia fantasi khusus buat pria. Laporan Richard S. Ehrlich untuk TEMPO menyebutkan, kaum pria dapat saja secara bebas membeli perabot esek-esek di toserba terbesar di Cina, termasuk obat pembangkit berahi. Di berbagai jalanan, toko buku, dan kedai diobral majalah sejenis Playboy yang berbahasa Cina, memuat foto yang direpro dari majalah Barat, atau foto cewek Cina yang dibuat di Hong Kong atau di mana saja. Tampang Madonna lumayan beken sebagai gambar kulit. ''Sekalipun Madonna kehilangan keperawanannya ketika masih di sekolah menengah dan cuek saja, sampai sekarang dia bukanlah penyalur penyakit kelamin atau AIDS, hingga tetap jadi idola anak muda di Barat,'' komentar koran pemerintah tadi. Kasus pengidap AIDS di Cina yang tercatat sekitar 1.000 orang. Namun, para pejabat memperkirakan lebih karena kewaspadaan penduduk masih rendah, terutama dalam hubungan esek- esek, mereka belum menggunakan kondom. Tanpa KB, bisa dibayangkan betapa repotnya Negeri Cina, tapi dengan KB pun ternyata efek sampingnya jadi tidak keruan. Ed Zoelverdi
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini