Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
NasDem membuka peluang mengusung Andika Perkasa sebagai calon presiden 2024.
PSI mengusung Andika Perkasa dan delapan figur lainnya sebagai calon presiden 2024.
Andika Perkasa juga berpeluang diusung sebagai calon presiden oleh PKS.
JAKARTA – Sejumlah partai politik membuka peluang untuk mengusung Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa sebagai calon presiden dalam pemilihan presiden mendatang. Kemampuan Andika di akademik dan militer dianggap sebagai modal yang cukup untuk mengikuti kontestasi pemilihan presiden 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Partai NasDem menjadi salah satu partai yang membuka peluang tersebut. Wakil Ketua Umum Partai NasDem, Ahmad Ali, mengatakan Andika memiliki kapasitas untuk diusung sebagai calon presiden (capres). "Sangat terbuka peluang (mengusung Andika). Tapi Pak Andika mau-enggak diusung sebagai capres?" kata Ali kepada Tempo, Ahad, 13 Maret 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Ali, NasDem membuka peluang kepada semua kandidat yang berpotensi menjadi calon presiden, termasuk Andika. Tapi Andika tak bisa diusung untuk saat ini karena mantan Kepala Staf Angkatan Darat itu masih berstatus tentara aktif. "Nanti bergejolak lagi. Makanya kalau beliau mau, punya keinginan itu, bisa berpeluang," ujarnya.
Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai NasDem Taufiqulhadi menuturkan bahwa partainya cukup dekat dengan Andika. Kedekatan itu bisa menjadi pertimbangan untuk mengusungnya sebagai calon presiden 2024.
Meski demikian, kata Taufiqulhadi, saat ini partainya tengah menggodok sejumlah nama untuk diusung menjadi calon presiden. Nama-nama itu seperti Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, serta Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir. "Orang-orang juga dekat dengan NasDem," kata dia.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh, di Jakarta, 2019. TEMPO/Hilman Fathurrahman W
Taufiqulhadi menjelaskan, nama-nama yang dilirik NasDem ini memiliki kapasitas intelektual dan kepemimpinan yang tak perlu diragukan. Mereka sudah teruji sebagai kepala daerah maupun menteri. Nantinya, kata dia, Partai NasDem akan mengerucutkan nama-nama itu dalam rapat kerja nasional partai pada Juni 2022.
“Saat itu akan ada keputusan siapa yang akan kami ajukan. Jadi, kalau sekarang kami dalam tahap mengamati dulu," kata Taufiqulhadi.
Ia mengatakan partainya akan membuat penilaian setiap kandidat calon presiden serta akan melihat perkembangan orang-orang di sekitar mereka. Misalnya dukungan dari publik maupun visi kebangsaannya. "Partai NasDem adalah pengusung platform pluralisme di Indonesia. Maka kami akan mengambil mereka yang memiliki visi seperti itu," kata Taufiqulhadi.
Nama Andika Perkasa mulai muncul dalam hasil sigi elektabilitas calon presiden 2024 yang dilakukan sejumlah lembaga survei. Misalnya hasil survei Litbang Kompas pada Januari lalu menunjukkan tingkat keterpilihan Andika berada di angka 2 persen. Elektabilitas Andika ini mengungguli Erick Thohir, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Puan Maharani, dan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.
Lembaga survei KedaiKopi juga melakukan sigi atas tingkat keterpilihan Andika di posisi calon wakil presiden. Hasilnya, elektabilitas Andika berada di peringkat kedua. Elektabilitas mantan Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) ini mencapai 12,3 persen. Ia hanya kalah dari Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno dengan elektabilitas 67 persen.
Tempo berusaha menghubungi Andika untuk meminta tanggapan mengenai urusan pemilihan presiden 2024 ini. Tapi hingga berita ini ditulis, Andika belum merespons pertanyaan Tempo yang dikirim lewat WhatsApp.
Di samping NasDem, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) juga melirik Andika. Bahkan partai non-kursi di DPR ini sudah terang-terangan mendukung Andika sebagai calon presiden 2024. Sekretaris Jenderal PSI Dea Tunggaesti mengatakan Andika masuk daftar sembilan nama kandidat calon presiden hasil rembuk rakyat PSI. Delapan nama lainnya adalah Erick Thohir, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud Md., Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, jurnalis Najwa Shihab, dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
"Beliau (Andika) adalah salah seorang sosok pengganti Pak Jokowi yang kami temukan di tengah-tengah rakyat," kata Dea.
Menurut Dea, Andika mendapat perhatian PSI karena komitmennya terhadap negara kesatuan Republik Indonesia tak diragukan lagi, serta memiliki kepemimpinan yang tegas dan berwibawa. Ia mengatakan PSI akan terus mempromosikan Andika dan delapan kandidat calon presiden yang diusung oleh PSI.
Partai Keadilan Sejahtera juga membuka peluang mengusung Andika. Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera mengatakan Andika memiliki modal yang baik, seperti berpengetahuan, tegas, dan memiliki sikap politik yang sesuai dengan keinginan publik. Karena itu, PKS membuka komunikasi dengan semua pihak, termasuk Andika, dengan mengedepankan integritas.
"Semua yang berintegritas dan berkapasitas akan diajak kerja sama membangun negeri," kata Mardani.
Meski membuka peluang kepada semua figur, saat ini PKS memilih mempromosikan Ketua Majelis Syura PKS Salim Segaf Al Jufri sebagai calon presiden. Wakil Sekretaris Jenderal PKS, Ahmad Fathul Bari, mengatakan partainya berfokus mensosialisasi Salim Segaf karena merupakan keputusan Majelis Syura PKS.
Ahmad menambahkan, partainya tetap realistis karena tidak memenuhi syarat pengajuan pasangan calon presiden, yaitu 20 persen perolehan kursi di DPR. PKS hanya mempunyai 50 kursi DPR atau setara dengan 8,7 persen. Karena itu, PKS harus berkoalisi dengan partai politik lain.
"Siapa yang akan diusung nanti merupakan hasil kesepakatan antarpartai politik koalisi pengusung. Jadi, segala bentuk konfigurasi masih terbuka," kata Ahmad.
Menurut dia, PKS mempertimbangkan berbagai konfigurasi untuk mengusung pasangan calon presiden dan wakil presiden. Misalnya, kata dia, konfigurasi nasionalis-religius atau konfigurasi sipil-militer. "Sebagai bentuk kolaborasi berbagai kalangan untuk bersama membangun bangsa yang lebih baik ke depan," ujarnya.
Partai Perindo—partai non-kursi di DPR—juga membuka peluang mengusung Andika Perkasa sebagai calon presiden dalam pemilihan presiden 2024 mendatang. Sekretaris Jenderal Partai Perindo, Ahmad Rofiq, menuturkan partainya masih sangat terbuka untuk mendukung siapa saja. "Selama segaris perjuangan dengan Partai perindo, tentu ada kemungkinan," kata dia.
MAYA AYU PUSPITASARI
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo