Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Soal Presiden Boleh Ikut Kampanye, Begini Tanggapan Ketua DPD RI

Ketua DPD RI La Nyalla Mattalitti menanggapi pernyataan Jokowi bahwa presiden boleh ikut kampanye dan berpihak.

26 Januari 2024 | 21.57 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Bangkalan - Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia La Nyalla Mattalitti menanggapi pernyataan terbaru Presiden Joko Widodo (Jokowi) perihal netralitas presiden menjelang Pemilu 2024.

La Nyalla menilai pernyataan Presiden Jokowi yang membolehkan pejabat publik, entah itu presiden atau menteri, ikut berkampanye dalam pemilihan umum, bertentang dengan Undang-Undang.  

"Itu kan pernyataannya Jokowi ya, ya tanya dia saja," Kata La Nyalla saat berkunjung ke Kabupaten Bangkalan di Jawa Timur, Jumat, 26 Januari 2024. 

Ia berada di Bangkalan untuk membuka turnamen catur antar Pondok Pesantren se-Madura. Pelaksanaan turnamen ini dipusatkan di Pondok Pesantren Ibnu Cholil yang diasuh KH Imam Buchori. 

"Kalau secara aturan kan tidak bisa, ada undang-undangnya. Kalau Presiden mau ngomongnya begitu ya terserah dia aja. Nanti kalau rakyat punya maunya sendiri, yang rasain sendiri saja," La Nyalla menambahkan. 

Pernyataan Presiden Jokowi yang memicu perdebatan publik itu terjadi Rabu, 24 Januari 2024. Usai menyerahkan pesawat tempur ke TNI bersama Menteri Pertahanan Prabowo Subianto di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. 

Ketika ditanya wartawan tentang netralitas presiden menjelang Pemilu Presiden 14 Februari mendatang, dengan gamblang mantan Walikota Solo dan Gubernur DKI Jakarta itu mengatakan bahwa presiden boleh kampanye dan Boleh memihak asalkan tidak menggunakan fasilitas negara. 

Menurut Jokowi, kampanye merupakan hak demokrasi dan hak politik setiap warga negara, termasuk presiden dan para menteri.

"Hak demokrasi, hak politik, setiap orang. Setiap menteri sama saja, yang paling penting presiden itu boleh lho kampanye, boleh lho memihak. Boleh," kata Jokowi dilansir tempo.co.

Ini bukan kali pertama Jokowi mengatakan bahwa dirinya tidak akan netral dalam Pilpres 2024. Sebelumnya, Jokowi sudah menegaskan tidak akan bersikap netral. Dia mengklaim langkah itu dilakukan untuk kepentingan negara, bukan untuk kepentingan pribadi atau golongan.

Meski terang-terangan mengaku tidak akan netral, di sisi lain Jokowi menekankan agar Aparatur Sipil Negara atau ASN menjaga netralitasnya. Bahkan, Presiden Jokowi mengingatkan ASN untuk tidak memihak kepada salah satu pasangan calon presiden dan calon wakil presiden pada Pilpres 2024.

Pilihan Editor: Ketua KPU: Jokowi Minta Izin Cuti Kampanye ke Diri Sendiri

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus