Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Rujak Center for Urban Studies Elisa Sutanudjaja menilai program transportasi sungai atau river way yang digadang-gadang bisa mengatasi kemacetan oleh Ridwan Kamil, memperlihatkan ketidakpahaman terhadap konteks Jakarta dan lingkungan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Upaya untuk menghadirkan water way tidak sebanding dengan impact-nya,” kata Elisa saat dihubungi Tempo melalui pesan singkat WhatsApp pada Senin, 14 Oktober 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Program transportasi berbasis sungai itu, kata dia, pernah dilakukan di era pemerintahan Gubernur DKI Jakarta periode 1997-2007 Sutiyoso, namun tidak berhasil.
Program water way, menurut penjelasan Elisa, hanya bisa diterapkan untuk menghubungkan antara pulau seribu dan titik-titik di Jakarta Utara. “Urgensinya water way itu apa? Upayanya enggak sebanding dengan usaha yang harus dilakukan oleh kita semua dan pemerintah,” kata Elisa.
Elisa mengatakan pekerjaan rumah Jakarta untuk transportasi massal masih jauh lebih banyak, tanpa perlu menambah jenis moda air. “Kecuali konteksnya untuk perbaikan konektivitas ke pulau-pulau di Kepulauan Seribu ya,” kata Elisa.
Sebelumnya, calon Wakil Gubernur Jakarta nomor urut 1 Suswono menjelaskan program river way merupakan salah satu alternatif dari moda transportasi yang sudah ada. Dia juga menyebutkan jika Ridwan Kamil ‘sudah berkeliling’ ke berbagai negara untuk melihat dan merasakan langsung bagaimana konsep river way berjalan.
“River way adalah salah satu moda transportasi yang bisa dijalankan di berbagai negara,” kata Suswono saat ditemui di Menteng, Jakarta Pusat, pada Senin, 14 Oktober 2024.
Mengenai program river way yang tidak berhasil di era Gubernur Jakarta Sutiyoso, Suswono mengatakan perlu adanya evaluasi. “Jadi maka nanti tentu akan dikaji persoalan utamanya apa,” kata dia.
Usai mengkaji permasalahan water way di era Sutiyoso yang tidak berhasil, akan ada titik temu dan mengetahui akar masalah. “Supaya kita juga jangan mengulangi kegagalan yang sama, intinya ini kan,” kata Suswono.