Suara Warga

Kepolisian daerah memutuskan menjaga ketat seluruh kampus di Kota Makassar sebagai buntut tawuran yang menewaskan mahasiswa di UNM. Polisi masuk kampus guna mencegah tindak pidana, baik tawuran, pencurian, maupun peredaran narkotika.

17 Oktober 2012 | 00.00 WIB

Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bagaimana pendapat dan saran Anda?

Soket Ibrahim

Mestinya hal ini sudah lama diterapkan. Toh, kenapa mesti saat isu politik memuncak baru ada usaha penerapan itu.

Opang Anwar

Pembunuhan dan penyalahgunaan narkotika itu tindak pidana, dan itu memang urusan polisi.

Dewi Bundax Chiva

Lebih bagus malah, biar aman sekalian.

Ido 'Ridla'

Setuju. Semoga hal ini menjadi awal yang baik untuk semua.

Nur Haryanto

Kalau perlu, tentara dengan senjata lengkap. Lha, mahasiswa saya bawa senjata rakitan, panah, bom molotov. Mahasiswa bramacorah itu harus dihabisi sampai ke akar-akarnya, jangan tanggung-tanggung.

Andi Dede Salga

Restorasi kampuslah!! Mahasiswa yang notabene berpendidikan malah degradasi moral. Mahasiswa sekarang bukan lagi jadi kaum intelektual jika pencitraan identitasnya dirusak oleh mahasiswa itu sendiri. Bangkitlah wahai mahasiswa penerus bangsa!!!

Chen Kelvin

Setuju. Semua tindak pidana harus ditangani polisi, bukan satpam.

Adhi Ana

Itulah salah satu sisi negatif otonomi kampus, polisi baru bisa masuk kampus kalau ada izin dari rektor atau pejabat berwenang. Nah, inilah yang digunakan oknum mahasiswa yang jeli melihat kekurangan dari otonomi kampus tersebut, berbuat sesuatu yang melanggar hukum.

Irfan Kadir

Yang penting masuk kampus guna mencegah perusakan dan pembakaran inventaris dan kendaraan, bukan hanya menonton kejadian itu.

Pembaca Koran Tempo Makassar bisa menyuarakan kritik dan saran untuk Kota Makassar dan Provinsi Sulawesi Selatan melalui akun Twitter kami, @Tempomakassar atau akun Facebook di Koran Tempo Makassar. Suara warga akan kami muat di Koran Tempo Makassar.

JADWAL SALAT KOTA MAKASSAR

Subuh |Zuhur |Asar |Magrib |Isya

04.3011.5515.0418.0219.12SUMBER: KEMENTERIAN AGAMA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini