Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Tanda Tanya Pembayar Pereira

Dokumen pembayaran perusahaan lobi kunjungan Presiden Jokowi ke Amerika Serikat beredar. Belum jelas siapa yang membayar.

16 November 2015 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ada yang berubah dari tampilan tulisan Michael Buehler, "Waiting in the White House Lobby", di laman New Mandala sejak Kamis pekan lalu. Sebelumnya, foto Presiden Joko Widodo terpampang berdua dengan Presiden Barack Obama melengkapi isi artikel. Kini yang dipasang adalah gambar Presiden Jokowi seorang diri sedang memegang telepon seluler.

Dalam keterangan foto, New Mandala menjelaskan, pemerintah Indonesia dan media salah menafsirkan tulisan Buehler, pengajar politik di School of Oriental and African Studies, University of London. Dana senilai US$ 80 ribu atau sekitar Rp 1 miliar tersebut dianggap sebagai uang untuk melicinkan pertemuan Jokowi dengan Obama di Gedung Putih. Padahal, "Tidak seperti itu maksud artikel tersebut," demikian penjelasan New Mandala.

Tulisan Buehler merujuk pada sebuah dokumen di website Departemen Kehakiman Amerika Serikat. Dokumen tersebut memuat perjanjian Pereira International, perusahaan konsultan di Singapura, dengan R&R Partners di Colorado. Pereira International dimiliki Derwin Pereira, mantan Kepala Biro The Straits Times di Indonesia.

Dokumen perjanjian Pereira dengan R&R Partners diterima pada 17 Juli lalu. Pasal 7 dokumen ini menyebutkan R&R Partners bakal mengatur pertemuan pemerintah Indonesia dengan kunci pembuat kebijakan, menghadiri joint session Kongres selama Presiden Jokowi berkunjung ke Amerika, serta bekerja sama dengan tokoh berpengaruh, media, dan organisasi swasta yang mendukung upaya Jokowi.

Buehler mempublikasikan artikelnya pada Jumat dua pekan lalu. Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari Marsudi membantah kabar bahwa Indonesia menyewa pelobi saat Presiden bertandang ke Amerika. Meskipun menganggap praktek tersebut lazim di Amerika, Retno menegaskan, Kementerian tak pernah mengeluarkan anggaran untuk pelobi.

Buehler juga menulis keretakan Luhut Binsar Pandjaitan dengan Retno dalam persiapan ini. Luhut aktif mengurus persiapan sampai terbang langsung ke Washington menemui Susan Rice, penasihat bidang keamanan nasional Obama. Menurut Buehler, politikus di lingkaran Retno mengkritik langkah Luhut. Retno menganggap tudingan Buehler tak berdasar karena tak akurat. Sebaliknya, Buehler mempertanyakan mengapa Retno tak mengetahui kontrak ini. "Jika seseorang dari pemerintah Indonesia memberi kontrak kepada Pereira, siapa?" kata Buehler kepada Tempo.

Seorang pejabat Istana mengakui ada "saling salip" antara Luhut dan Retno dalam mempersiapkan kunjungan ke Amerika. "Bu Retno sungkan dengan Pak Luhut," ujar pejabat itu. Luhut menegaskan, persiapan kunjungan ini dipimpin Kementerian Luar Negeri. "Leading minister tetap Bu Retno."

Siapa yang membayar Derwin tak kunjung terang. Luhut menduga bisa saja pengusaha memanfaatkan kunjungan Jokowi untuk mendekati pemerintah Amerika. Apalagi praktek seperti itu merupakan hal lazim di sana. "Tapi pebisnis yang melakukan itu," kata Luhut. Semula Jokowi direncanakan meresmikan perusahaan modal ventura, Palapa Ventures, yang diinisiasi Ketua Yayasan Diaspora Indonesia Global Edward Wanandi, dan menemui pengusaha raksasa digital di Silicon Valley. Rencana itu buyar karena Jokowi ditelepon Luhut agar segera kembali ke Indonesia. Edward belum bisa dimintai konfirmasi tentang dugaan lobi ini. Sekretaris Edward, Nuning, mengatakan bosnya sedang berada di Chicago.

Luhut menyebut Derwin sebagai "salah satu teman yang bisa diajak berdiskusi". "Dia orang yang tahu banyak masalah luar negeri," ujar Luhut kepada Faiz Nashrillah dari Tempo, Rabu pekan lalu. Meskipun mengaku dekat dengan Derwin, Luhut tak pernah menyewa Pereira International. Sedangkan Derwin irit bicara setelah polemik ini mengemuka. "Saya tak pernah menerima uang dari pemerintah Indonesia," katanya.

Wayan Agus Purnomo, Arkhelaus, Natalia Santi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus