Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Tanpa Bendera Bintang Kejora, Puluhan Orang Peringati HUT OPM di Monas

Peringatan HUT OPM ini diikuti puluhan orang dari beberapa elemen. Menuntut kemerdekan Papua.

1 Desember 2020 | 12.59 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Puluhan massa Front Rakyat Indonesia untuk West Papua (FRI-WP), Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) dan Asosiasi Mahasiswa Pegunungan Tengah Papua Indonesia (AMPTPI) melakukan aksi demo di sekitar Patung Kuda, Jakarta, Rabu 1 Desember 2020. Aksi tersebut guna memperingati 1 Desember 1961. 1 Desember adalah hari di mana bendera bintang fajar dikibarkan bersamaan dengan bendera Belanda, di Hollandia (Jayapura). Peristiwa ini terjadi pada 1961. TEMPO/Subekti.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah orang memperingati hari ulang tahun Organisasi Papua Merdeka (OPM), di Monas, Jakarta Pusat, Selasa, 1 Desember 2020. Aksi ini diikuti oleh puluhan orang yang tergabung dalam Front Rakyat Indonesia untuk West Papua, Aliansi Mahasiswa Papua, dan Asosiasi Mahasiswa Pegunungan Tengah Papua Indonesia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Roland dari Aliansi Mahasiswa Papua mengatakan aksi dilaksanakan secara serentak di beberapa kota seperti Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, Kupang, Ambon, Makassar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Rakyat Indonesia harus tahu bahwa selama 59 tahun ini, pemerintah RI masih menjajah West Papua. Jadi nggak usah cerita terlalu jauh ke Palestina atau Uighur, yang dekat saja di Papua itu juga dijajah oleh Indonesia sendiri," kata Roland saat ditemui di lokasi aksi.

Dalam aksi yang dijaga ketat oleh Polri ini, massa aksi nampak berdiri melingkar. Protokol kesehatan nampak diterapkan dengan penggunaan masker oleh sebagian besar massa aksi. Massa juga sempat melakukan Tarian Wisisi, tarian adat khas Papua. Mereka menari setengah berlari bersama dalam formasi lingkaran, kemudian berkumpul sambil bernyanyi bersama.

Tak nampak adanya Bendera Bintang Kejora dikibarkan dalam aksi ini. Namun beberapa peserta, nampak mengenakan atribut yang senada dengan warna bendera simbol kemerdekaan Papua tersebut.

Adapun isu yang diangkat masih serupa dengan beberapa aksi di tahun-tahun sebelumnya. Mulai dari tuntutan menentukan nasib sendiri bagi rakyat Papua Barat, penolakan Otonomi Khusus Jilid 2, hingga penarikan militer organik dan non-organik.

Namun Roland mengatakan dalam aksi ini juga ada beberapa isu terkini yang diangkat, seperti kasus pembunuhan Pendeta Yeremias Zanambani hingga Rufinus Tigau. Ia juga mengatakan banyak kematian lain yang tak terekspos karena pembatasan informasi di sana.

"Banyak media di sana juga dibredel. Jadi pembatasan ruang demokrasi di Papua. Pelarangan terhadap akses jurnalis di Papua," kata Roland.

Aksi berjalan damai. Meski dikabarkan ada ormas lain yang datang menolak aksi tersebut, namun tak ada insiden yang terjadi. Pukul 10.00 WIB, massa telah membubarkan diri dengan menumpang bis dan kendaraan lain yang disediakan oleh Polri.

Egi Adyatama

Egi Adyatama

Bergabung dengan Tempo sejak 2015. Alumni Universitas Jenderal Soedirman ini sejak awal meliput isu politik, hukum, dan keamanan termasuk bertugas di Istana Kepresidenan selama tiga tahun. Kini menulis untuk desk politik dan salah satu host siniar Bocor Alus Politik di YouTube Tempodotco

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus