Tenaga Teknik Kian Langka

10 April 2017 | 00.00 WIB

Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

INDONESIA sedang menggenjot program pembangunan infrastruktur. Masalahnya, ketersediaan tenaga teknik tak sebanding dengan kebutuhan. Kondisi semakin pelik karena lebih dari separuh sarjana bidang teknik bekerja tak sesuai dengan bidang keilmuannya. Padahal, dari tahun ke tahun, kebutuhan tenaga teknik, baik sarjana strata 1 (S1) maupun diploma 3 (D3), terus meningkat. Akibat ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan, Indonesia pun dibanjiri tenaga asing, di antaranya dari Cina.

Nilai Pembangunan Infrastruktur
2010-2014Rp 1.923,7 triliun
2015-2019Rp 5.519 triliun

Persentase Mahasiswa dan Bidang Studi
Sosial dan hukum50,7%
Keinsinyuran16,1%
Pendidikan14,7%
Pertanian5,3%
Sains8%
Kedokteran3,9%
Seni budaya0,4%
Lain-lain 0,5%

Kebutuhan Sarjana Teknik
199721.000 orang
200445.000 orang
201037.000 orang

Sumber Daya Insinyur Teknik (S-1)

Bidang	Proyeksi (Kebutuhan/Ketersediaan)
Ilmu	2017	2018	2019
Arsitektur	1.180/723	1.225/731	1.051/738
Dirgantara	46/-	23/-	17/-
Elektro	5.413/1.352	6.850/1.370	6.709/1.389
Fisika	1.792/62	2.359/66	2.368/70
Geodesi	6.027/100	6.595/109	6.173/118
Geologi	7.909/223	9.043/240	8.355/357
Industri	229/1.239	155/1.273	59/1.306
Informatika	1.790/10.129	1.994/11.028	1.984/11.927
Kelautan	2.441/11	2.974/7	2.816/3
Kimia	1.479/401	1.478/403	1.237/406
Lingkungan	3.646/297	3.476/319	2.982/341
Mesin	5.113/1.398	6.313/1.465	6.579/1.531
Perminyakan	2.739/203	3.359/219	3.418/341
Sipil	32.891/2.130	41.665/2.220	37.984/2.311
Planologi	199/4	246/4	286/4
Total	72.895/18.273	87.753/19.454	82.018/20.653