Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA – Presiden Joko Widodo membolehkan mudik Lebaran 2022 asalkan pemudik sudah mendapat dosis pertama dan kedua serta dosis penguat (booster) vaksinasi Covid-19. “Masyarakat yang ingin mudik Lebaran dipersilakan, diperbolehkan, dengan syarat sudah mendapat dua kali vaksin dan satu kali booster,” ujar dia, Rabu, 23 Maret 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jokowi mengingatkan bahwa aktivitas mudik harus dibarengi dengan penerapan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 yang ketat. Pemerintah mengizinkan mudik karena penanganan penularan pandemi terus membaik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada Ramadan tahun ini, pemerintah juga membolehkan umat Islam menjalankan salat tarawih berjemaah di masjid. “Tahun ini dapat salat tarawih dengan menerapkan protokol kesehatan,” kata Jokowi.
Meski membolehkan mudik, pemerintah masih melarang pejabat dan pegawai pemerintah menyelenggarakan buka puasa bersama dan griya Lebaran alias open house.
Warga mendapatkan dosis vaksin booster Covid-19 di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Jawa Barat, 8 Februari 2022. TEMPO/ Hilman Fathurrahman W
Juru bicara vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, mengatakan vaksinasi booster sebagai syarat untuk pelaku perjalanan mudik Lebaran 2022 masih dalam tahap kajian. Menurut dia, pemerintah masih melihat eskalasi laju penularan Covid-19. "Kami akan lihat, seberapa besar eskalasi laju penularan menjadi pilihan kebijakan perlu atau tidak (booster menjadi syarat),” ujarnya.
Pemerintah menargetkan pada akhir April mendatang mampu mendorong cakupan vaksinasi primer mencapai 70 persen dari total populasi Indonesia. Adapun untuk percepatan vaksinasi primer, kata Nadia, pemerintah meminta masyarakat tidak perlu menunggu atau memilih jenis vaksin tertentu. "Apa pun jenis vaksin yang ada saat ini digunakan untuk vaksinasi primer,” kata dia.
Menurut Nadia, mempercepat vaksinasi primer menjadi salah satu komponen pengendalian Covid-19, yakni kekebalan kelompok atau herd immunity.
Nadia menjelaskan Ramadan dan mudik Lebaran tahun ini menggunakan indikator pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Indikator ini sebagai level untuk melihat laju penularan dan respons kapasitas pada level nasional, kabupaten/kota, ataupun provinsi. "Menjadi tools penting kapan pembatasan mobilitas perlu dilakukan menghadapi Ramadan dan Idul Fitri,” tutur dia.
AFRILIA SURYANIS
#cucitangan #pakaimasker #jagajarak
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo