Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA – Dalam menghadapi pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19), masyarakat diminta tidak hanya mengandalkan vaksin agar tidak tertular virus corona. Juru bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, menyatakan setiap jenis intervensi penanganan, dengan celah masing-masing yang semakin signifikan, dapat mencegah infeksi jika dilakukan pada saat yang sama. “Hal ini akan berlaku sebaliknya. Jika masyarakat hanya mengandalkan satu intervensi tunggal, kekurangan yang ada tidak akan tersokong dan malah akan memperburuk keadaan,” ujarnya, kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berdasarkan data Satgas, risiko penularan Covid-19 tanpa berperilaku 3M bisa mencapai seratus persen. Tapi, apabila teratur mencuci tangan, risiko tertular turun menjadi 35 persen. Ditambah memakai masker kain, risikonya turun menjadi 45 persen. Lalu dibarengi menjaga jarak 1 meter, risiko penularan turun hingga 85 persen alias potensinya menjadi tinggal 15 persen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penting diingat, Wiku mengatakan, bukan hanya tingkat efektivitas suatu intervensi. Penularan juga sangat bergantung pada lapisan proteksi majemuk. Sebagai contoh, jika terdapat dua orang memakai masker tapi hanya satu orang yang memakai masker tiga lapis menutup hidung dan mulut, sudah bisa ditebak siapa yang lebih berisiko terpapar.
Menurut Wiku, vaksinasi bukan satu-satunya upaya untuk melindungi masyarakat dari penularan. “Vaksinasi tidak akan berhasil apabila tidak diimbangi dengan protokol kesehatan,” ujarnya.
Warga melintas di terowongan Kendal, Jakarta, 3 Februari 2021. TEMPO/Muhammad Hidayat
Untuk itu, selama belum tercapai kekebalan komunitas atau herd immunity, Wiku mengatakan pencegahan paling efektif adalah mematuhi protokol kesehatan oleh seluruh individu. Upaya edukasi dan komunikasi kepada masyarakat harus dilakukan seimbang antara vaksinasi dan protokol kesehatan.
Wiku mengatakan, pada waktu yang sama, upaya ini harus didukung pelayanan kesehatan yang berkualitas. Jadi, jumlah orang yang sakit semakin sedikit dan angka kesembuhan terdongkrak. Hal ini akan menjadi sempurna jika vaksinasi dilakukan untuk mengurangi kerentanan terinfeksi, pengembangan keparahan gejala penyakit, dan peluang penularan kepada orang lain.
Berdasarkan data Satgas Covid-19 per 24 Januari 2021, kabupaten/kota yang termasuk zona merah memiliki tingkat kepatuhan memakai masker dan menjaga jarak kurang dari 60 persen. Sementara itu, kabupaten/kota yang masuk zona hijau memiliki tingkat kepatuhan terhadap protokol kesehatan mencapai 91-100 persen.
Gubernur Ridwan Kamil di Puskesmas Garuda, Bandung, Jawa Barat, 14 Desember 2020. TEMPO/Prima Mulia
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengungkapkan wilayah yang sebelumnya masuk zona merah, seperti Kabupaten Tasikmalaya, saat ini sudah keluar dari zona tersebut. Dia mengatakan hal itu terjadi berkat pelaksanaan protokol kesehatan yang ketat dan efektif guna menurunkan risiko penularan Covid-19.
Dengan adanya aplikasi pelaporan protokol kesehatan setiap pekan, Ridwan Kamil bisa mendapatkan laporan perkembangan. Dengan menerjunkan ribuan personel TNI, Polri, dan Satpol PP, Pemerintah Provinsi Jawa Barat meramu penegakan dengan bantuan metode aplikasi. “Pada awal Januari 2021, tingkat kepatuhan memakai masker masyarakat di Jawa Barat hanya berkisar 50 persen. Kemarin (3 Februari 2021) sudah sekitar 83 persen,” kata dia, Kamis lalu.
Untuk Jawa Timur, Emil Dardak selaku Wakil Gubernur Jawa Timur mengatakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di wilayahnya efektif menekan angka penularan Covid-19. Hal ini ditandai dengan angka penularan atau rate of transmission di Jawa Timur yang turun menjadi 0,79 per 1 Februari 2021. “Ini tolok ukur yang cukup obyektif dan ilmiah dari sisi epidemiologi bahwa PPKM ini diikuti penekanan dalam penyebaran Covid-19,” kata dia.
Selain menekan angka penularan Covid-19, kata Emil, PPKM efektif meningkatkan kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan. Namun ia tidak merinci seberapa besar efektivitas PPKM meningkatkan kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan. “Tuban, misalnya, dari awalnya masuk zona merah, kini menjadi zona oranye,” ucapnya.
EKO WAHYUDI
#ingatpesanibu #cucitangan #pakaimasker #jagajarak
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo