Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Penyandang disabilitas sensorik netra maupun tuli yang ingin berkunjung ke Australia tak perlu khawatir dengan akses di sana. Di Australia ada layanan wisata terakses bagi difabel bernama Sensory Tourism Australia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sensory Tourism Australia menyediakan fasilitas yang diperlukan difabel, termasuk pendamping wisata dan penerjemah bahasa isyarat yang bekerjasama dengan lembaga Ausland Interpreter. "Kami tidak hanya menghadirkan pengalaman interaksi kelompok pada setiap perjalanan, melainkan pula dukungan bagi setiap peserta tur," ujar Buck McFarlane, pendiri Sensory Tourism Australia seperti yang dikutip dari situs berita ABC, Jumat 7 November 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
McFarlane mendirikan Sensory Tourism Australia sejak dua tahun lalu dengan cakupan wilayah tur di New South Wales dan sekitarnya. Pandemi Covid-19 kini membuat cakupan wilayah tur Sensory Tourism Australia menyempit. Biro perjalanan wisata ini hanya melayani perjalanan di sekitar Australia Selatan.
Salah satu program wisata yang tersedia adalah melihat vegetasi di Blue Mountains dan Shoalhaven. Wilayah ini menjadi tujuan wisata lantaran tidak banyak penyandang disabilitas sensorik yang mengerti apa yang terjadi di taman taman nasional tersebut setelah terbakar. Padahal, di taman nasional yang terbakar itu akan tumbuh berbagai vegetasi unik yang memiliki warna, bentuk, dan jenis yang langka.
"Bila saya harus berangkat wisata sendiri ke daerah tersebut, saya tidak akan tahu apa yang terjadi karena informasi yang saya terima tidak komprehensif," kata peserta tur dengan disabilitas sensorik rungu, Danni Wright. "Saya hanya melihat hutan terbakar tanpa tahu ada vegetasi unik di dalamnya."
Pengalaman dengan informasi yang komplet ini juga dirasakan pengunjung disabilitas sensorik rungu dari India, Suti Desa. Bergabung dengan Sensory Tourism Australia membuat Suti Desa mampu mengenali berbagai macam vegetasi dan spesies yang ada di hutan yang terbakar. "Mengetahui beragam vegetasi dan spesies yang unik itu dapat mengobati rasa bosan setelah beberapa bulan berada di rumah selama pandemi Covid-19," kata Suti.
Pengalaman wisata bagi penyandang disabilitas ini tentu kurang terasa sensasinya tanpa jasa penerjemah dan pendamping. Seorang juru bahasa isyarat dari Ausland Interpreter, Georgia Vinals Vega merasakan pengalaman berbeda saat dia mendampingi penyandang disabilitas saat berwisata.
"Pekerjaan ini bukan sekadar bagaimana saya berkomunikasi atau menyampaikan informasi kepada difabel," kata Georgia Vinals Vega yang selama ini menjadi pekerja sosial di bidang kesehatan. "Lebih dari itu, tentang cara berinteraksi dan memberikan pengalaman baru bagi mereka."