Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nusa

Yang Dangkal & Pintu Penyelundupan

Pelabuhan Jambi yang dangkal disebabkan oleh bobolnya tanggul pengaman rumah-rumah rakit dihulu kota dll. Pelabuhan LLASDF kerap dimanfaatkan sebagai pintu gerbang penyelundupan. (dh)

26 Agustus 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JUMLAH lalu-lintas barang melalui Pelabuhan Jambi memang meningkat setiap tahun. Pantas disebut misalnya kenaikan barang ekspor kayu. Tapi ini tak berarti bahwa pelabuhan ini telah berjalan sebagaimana mestinya. Soal pendangkalan alur pelayaran di Sungai Batang Hari itu saja misalnya cukup menjengkelkan para pengusaha pelayaran. Alur ini panjangnya tak kurang dari 90 mil dari pantai timur Sumatera sebelum masuk ke pelabuhan. Kecuali ambang luar Sungai Batang Hari dan kolam pelabuhan, jalur pelayaran ini tak pernah dijamah kapal keruk. Apalagi semenjak bobolnya tanggul pengaman di belakang kantor BPP dan kantor Bea Cukai. Tanggul ini dibuat dari kayu dimaksudkan agar pasir dan tanah urukan dari bangunan di dekatnya tidak dibawa arus ke dalam sungai. Belum lagi, rumah-rumah rakit sebagai tempat tinggal penduduk di bagian hulu kota, turut ambil bagian dalam mempercepat pendangkalan alur pelayaran. Daerah kerja pelabuhan ini juga masih semraut. Batas resmi antara daerah pelabuhan dengan bagian kota belum ada. Sehingga jalan yang dipergunakan para pekerja pelabuhan adalah juga jalan protokol kota. Tapi tak kalah penting dari ini adalah adanya pelabuhan di dalam pelabuhan, seperti demikian sering diistilahkan warga Pelabuhan Jambi. Maksudnya adalah adanya Pelabuhan LLASDF (Lalu-lintas Angkutan Sungai Danau dan Feri) di lingkungan BPP Jambi. Di samping kedua pelabuhan ini sering membingungkan mereka yang hendak berurusan, juga adanya Pelabuhan LLASDF sering memberi kesan hendak melepaskan diri dari pengawasan BPP Jambi. Bahkan menurut sumber TEMPO di BPP Jambi, Pelabuhan LLASDF kerap dimanfaatkan sebagai pintu gerbang penyelundupan. "Hampir seluruh pecah-belah asal luar negeri diselundupkan ke Jambi melalui Pelabuhan LLASDF" kata sumber itu. Dengan maksud untuk mengatasi hal itulah sejak beberapa waktu lalu pihak Bea & Cukai menempatkan petugas-petugas di Pelabuhan LLASDF. Dalam tahun 1978/1979 ini Pelabuhan Jambi akan mendapat dermaga ponton seluas 900 mÿFD. Bila selesai nanti dermaga ini akan ditempatkan di hilir dermaga Bom Batu yang ada sekarang. Dengan dermaga ini diharapkan kapal dapat merapat sepanjang musim, baik musim hujan maupun kemarau.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus