Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta – Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan mengatakan bahwa pihaknya tidak meninggalkan Presiden Joko Widodo. Zulhas, sapaan akrab Zulkifli, akan menjaga kesetiaan kepada Jokowi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Janji dan kesetiaan itu kehormatan, PAN akan selalu jaga,” kata Menteri Perdagangan ini melalui pesan singkat kepada Tempo pada Selasa, 27 Agustus 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelumnya Presiden Jokowi merasa ada yang meninggalkannya ramai-ramai menjelang akhir jabatannya. Padahal, kata dia, biasanya pihak tersebut datang dengan ramai-ramai. Kepala negara menyampaikan ini saat menyampaikan amanat di Kongres III Partai NasDem yang digelar di Jakarta Convention Center, Ahad, 25 Agustus 2024. Jokowi meyakini Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh tidak akan meninggalkannya.
"Biasanya datang itu ramai-ramai, terakhir begitu mau pergi, ditinggal ramai-ramai. Tapi saya yakin itu tidak dengan Bapak Surya Paloh, tidak dengan Bang Surya, dan tidak juga dengan NasDem," kata Jokowi.
Dalam sambutan yang sama, Jokowi mengatakan bahwa dia sangat merasa didukung penuh oleh Partai NasDem selama 10 tahun kepemimpinan. Meskipun pada 2024, Nasdem memilih pisan jalan dengan mendukung Anies Baswedan yang mempromosikan tema perubahan.
Ketua Umum Projo Budi Arie Setiadi mengungkapkan ada kecenderungan pihak-pihak yang meninggalkan Presiden Joko Widodo menjelang akhir periode. Namun Budi Arie menyangkal pihak tersebut merupakan ketua umum partai politik.
“Ya ada kecenderungannya begitu (ditinggal ramai-ramai),” kata Menteri Komunikasi di Istana Kepresidenan Jakarta pada Selasa, 27 Agustus 2024. “Dukungan Parpol solid. Walau pun tanya aja ke partai.”
Budi Arie mengklaim Jokowi mengapresiasi semua partai pendukung yang menyokongnya hingga 20 Oktober. Ketum Projo ini juga meyakini politik elit menyukai guyub dan gotong royong.
Pada periode keduanya, Jokowi didukung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai Golkar, Partai Gerindra, Partai Nasdem Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Solidaritas Indonesia. Dalam perkembangannya, Partai Amanat Nasional, Partai Bulan Bintang, hingga Partai Demokrat juga bergabung. Menyisakan Partai Keadilan Sejahtera sebagai satu-satunya partai non-pemerintahan.