Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengundang periset dan talenta muda (mahasiswa) bergabung dalam platform kolaborasi biologi struktur untuk menggali lebih dalam potensi keanekaragaman hayati Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala Pusat Mikrobiologi Terapan (PRMT) BRIN Ahmad Fathoni mengatakan salah satu tahapan yang saat ini sedang dilakukan, yakni proses open call for proposal and collaboration.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kami membuka kesempatan seluas-luasnya bagi seluruh periset yang memiliki riset yang sama untuk dapat berkolaborasi bersama periset BRIN,” kata Fathoni, dikutip dari siaran pers, Kamis, 2 Mei 2024.
Untuk memahami struktur dan interaksi biomolekul, lanjut Fathoni, dukungan teknologi dan transfer pengetahuan sangat diperlukan. Target biomakromolekul seperti protein sangat beragam jenis ukuran, sumber, dan karakteristik strukturnya. Agar diperoleh struktur 3D protein yang baik, diperlukan sampel protein dengan tingkat kemurnian tinggi. Tahap pemurnian protein inilah yang menjadi tantangan sebelum sampel masuk ke alat CryoEM untuk karakterisasi struktur.
Karena itu, BRIN terus berupaya menemukan metode yang paling baru, efektif, dan efisien dalam proses pemurnian protein ini, bekerja sama dengan PT Laborindo Sarana dan Cytiva.
Discovery Specialist Leader Cytiva, Henry Tan, dan D&M Research HW specialist Cytiva, Shu Wen An, berbagi pengetahuan dan pengalamannya dalam melakukan proses pemurnian protein.
Keduanya menjabarkan proses bioproduksi dan biopemurnian dengan sistem purifikasi bernama AKTA, sebuah instrumen yang dirancang khusus bagi riset berbasis protein, produksi enzim, dan antibodi. “Dalam penanganan sampel, analisis, dan pemisahan fraksi-fraksi turut didukung software yang dimilikinya, sehingga menampilkan kinerja berkecepatan tinggi,” kata Tan.
Tan menambahkan, keandalan AKTA telah mempermudah dan mempercepat proses pemurnian protein. Konfigurasi yang dimiliki AKTA telah membantu periset dalam menghasilkan output yang dibutuhkan melalui penggunaan AKTA, resin, dan kolom.
Peneliti PRMT BRIN Dede Heri Yuli Yanto menyatakan, purifikasi atau pemurnian protein menjadi tahapan penting sebelum proses CryoEM. Secara prinsip dasarnya, purifikasi mirip dengan kromatografi, yakni interaksi spesifik antarmolekul. Dalam prosesnya, protein dipisahkan menggunakan kolom yang berisi resin. “Sebagai media, resin membantu mengisolasi dan menangkap protein target serta memisahkan protein dari kompartemen intraselnya,” katanya.