Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Citra Satelit Tunjukkan Perubahan Besar di Puncak Gunung Semeru

"Ada 43 bangunan yang diperkirakan terkena langsung awan panas guguran Gunung Semeru."

11 Desember 2021 | 07.05 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Tangkapan layar citra satelit yang menunjukkan bukaan baru aliran lava dari aktivitas vulkanik Gunung Semeru 4 Desember 2021. Aliran pemicu awan panas guguran dahsyat itu terbentang sepanjang 710 meter, lebar 110 meter. (Antara/Devi Nindy)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Citra satelit menunjukkan bukaan baru aliran lava dari aktivitas vulkanik Gunung Semeru yang terbentang sepanjang 710 meter, lebar 110 meter. Dari sinilah asal awan panas guguran yang menerjang area seluas total 2.417,19 hektare di Lumajang, Jawa Timur, pada Sabtu, 4 Desember 2021--yang per Jumat 10 Desember diketahui menelan sebanyak 45 korban jiwa.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Terjadi perubahan di puncak Gunung Semeru, new lava flow atau aliran lava baru," ujar Pelaksana tugas Kepala Pusat Riset Aplikasi Penginderaan Jauh di Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Rokhis Khomarudin, dalam konferensi pers yang diikuti secara daring dari Jakarta, Jumat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berdasarkan citra satelit itu, jejak dahsyatnya erupsi Gunung Semeru pada Sabtu sepekan lalu tersebut tampak jelas di area seluas total 2.417,19 hektare. Kerusakan luasan lahan itu didapat dari analisa citra satelit Data SPOT 7 tahun 2018 (sebelum letusan), data SPOT 7 tanggal 7 Desember 2021 (setelah bencana) dan data mosaik landsat 8 tahun 2021.

Dari data-data itu, kerusakan oleh terjangan awan panas guguran Semeru bukan hanya dialami sejumlah dusun dan desa. Di area ini, Rokhis menambahkan, "Ada 43 bangunan yang diperkirakan terkena langsung awan panas guguran Gunung Semeru."

Kerusakan terluas mencakup area hutan 909,85 Ha. Berturut-turut kemudian lahan terbuka 764,55 Ha, hutan sekunder 243,10 ha, lahan pertanian 161,52 ha, dan ladang/tegalan 161,21 ha. Berikutnya adalah area perkebunan 77,92 ha, permukiman 67,83 Ha, semak/belukar 20,86 ha dan perairan 10,38 ha.

"Hasil luasan penggunaan lahan ini masih berbasiskan data Landsat 8 mosaik yang masih memerlukan verifikasi dan validasi lebih lanjut," bunyi keterangan dikutip dari akun Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa. 

Awan hitam akibat letusan Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Sabtu, 4 Desember 2021. Gunung Semeru mengalami erupsi yang disertai panas guguran dan hujan abu vulkanik cukup tebal Sabtu sore 4 Desember 2021 sekitar pukul 15.00 WIB. Twitter

Atas informasi adanya perubahan morfologi di kawah Gunung Semeru tersebut, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau masyarakat agar lebih meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan mengantisipasi adanya potensi dampak bencana susulan.

Satuan Tugas Tanggap Darurat Bencana Dampak Awan Panas dan Guguran Gunung Semeru melaporkan per hari yang sama adanya 6.573 pengungsi, dengan kerugian materiil terdampak pada 2.970 unit rumah. Sedang fasilitas umum yang rusak sebanyak 33 unit. Salah satu yang terparah adalah putusnya Jembatan Gladak Perak yang menghubungkan sebagian wilayah Kabupaten Lumajang dengan Malang.

ANTARA


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus