Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

IGI: Nadiem Harus Atasi Ketersediaan Guru, atau Lompatan Gagal

Ketua IGI mengatakan, Mendikbud Nadiem Makarim harus bisa mengatasi masalah ketersediaan guru, jika ingin lompatan kualitas SDM terjadi.

31 Oktober 2019 | 12.38 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Mendikbud Nadiem Makarim mengambil buku saat berkunjung ke Perpustakaan Kemendikbud, Jakarta, Rabu (ANTARA/Indriani)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia Muhammad Ramli Rahim mengatakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim harus bisa mengatasi masalah ketersediaan guru.

"Menteri baru Nadiem Makarim harus berjuang ekstra keras terkait ketersediaan guru ini. Jika pendidikan kita terus menerus dibiarkan dikelola oleh orang-orang yang status gurunya tidak jelas dan pendapatannya di bawah Rp150.000 perbulan maka lompatan yang dijanjikan tak akan pernah terwujud," ujar Ramli di Jakarta, Kamis, 31 Oktober 2019.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengungkapkan alasannya menempatkan pendiri Gojek, Nadiem Makarim, sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Jokowi mengaku yakin sosok Nadiem yang paham soal teknologi mampu membuat terobosan dalam mengelola manajemen sekolah, pelajar, dan guru.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Beliau sudah bercerita pada saya apa yang akan dikerjakan. Sehingga kita harapkan lompatan kualitas SDM kita nanti betul-betul bisa terjadi. Ada peluang besar ada terobosan untuk melakukan itu," kata Jokowi dalam dialog bersama awak media di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis, 24 Oktober 2019.

Menurut Muhammad Ramli Rahim, lebih dari satu juta tenaga pendidikan tidak jelas status dan pendapatannya. Bahkan penghasilannya jauh lebih rendah jika dibandingkan buruh bangunan.

"Jika terkait data guru dan perbandingan siswa dan guru, mereka, satu juta guru yang status dan pendapatannya tidak jelas ini akan digunakan sebagai data pemanis, tapi jika berbicara status dan pendapatan, mereka diabaikan," kata dia lagi.

Dia menambahkan pengangkatan CPNS guru akan membuat resah para guru yang statusnya belum jelas itu. Hal itu dikarenakan posisi mereka sangat berpotensi digeser oleh para CPNS.

"Tetapi semua itu tak perlu dikhawatirkan karena jumlah guru yang pensiun dan alih tugas saja tak cukup digantikan oleh CPNS 2019 ini."

Ramli juga menegaskan jika Nadiem tidak sanggup menuntaskan masalah guru, maka jangan pernah berharap pendidikan akan lebih baik. Apalagi masalah utama kita hari ini ada pada pendidikan dasar dan pendidikan vokasi atau kejuruan.

Jumlah kekurangan guru pegawai negeri sipil (PNS) di sekolah negeri mencapai 1.141.176 guru, jumlah guru pensiun dalam kurun waktu 2020-2024 mencapai 391.644 guru, yang sudah pensiun pada tahun 2017-2018 mencapai 90.287 guru.

Dengan pengangkatan guru CPNS baru 60.000 orang, kemungkinan tak cukup mengganti guru pensiun 2019 yang mencapai 62.759 orang belum termasuk yang berpindah tugas ke struktural, diangkat jadi kepala sekolah dan pengawas sekolah yang tak lagi memiliki kewajiban mengajar.

Hasil seleksi CPNS 2019 ini akan bertugas paling cepat tahun 2020 sementara di tahun 2020 jumlah guru pensiun mencapai 72.976 guru.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus