Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Suara Misterius di Atmosfer Hantui Para Peneliti: Bukan Petir, Meteor, ataupun Pesawat

Tangkapan suara misterius dari stratosfer di atmosfer itu dibeberkan dalam forum Acoustical Society of America di Chicago, Illinois, 11 Mei 2023.

19 Mei 2023 | 22.02 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Balon tenaga matahari dengan sensor gelombang infrasonik diterbangkan ke stratosfer. Foto : Darielle Dexheimer/Sandia National Laboratories

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Balon tenaga matahari yang melayang-layang di stratosfer merekam suara frekuensi rendah yang tak diketahui sumbernya. Stratosfer adalah lapisan atmosfer kedua terdekat dari permukaan Bumi, setinggi 10-50 kilometer. "Sejak kami mulai menerbangkan balon bertahun-tahun lalu, kami tidak yakin apa yang kami dengar," kata Daniel Bowman, peneliti senior di Sandia National Laboratories di New Mexico, AS..

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bowman menuturkan kalau dia dan timnya telah belajar mengidentifikasi suara-suara dari beragam ledakan, meteor jatuh, pesawat terbang, badai petir, dan bising kota-kota. Tapi, dia menambahkan, setiap kali tim mengirim balon ke atmosfer, "Kami mendapati suara-suara yang tidak dapat kami identifikasi." 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bowman dan para koleganya itu mengukur gelombang infrasonik – bunyi-bunyian dengan frekuensi yang begitu rendah sehingga mereka tak terdengar di telinga manusia--menggunakan balon bertenga matahari yang melayang-layang di ketinggian 20 kilometer. 

Bowman dkk membuat balon itu dari plastik tipis berukuran lebar sekitar 7 meter. Mereka lalu mengisi balon itu dengan serbuk batu bara yang akan terpanaskan oleh sinar matahari dan membuat balon mengembang. 

Tak seperti balon-balon cuaca, yang bergerak naik sampai mereka pecah, balon tenaga matahari ini berhenti di stratosfer selama berjam-jam, membawa sensor-sensor melayang-layang sejauh ratusan kilometer. Secara keseluruhan, Bowman dan timnya telah menerbangkan lebih dari 50 balon jenis ini selama tujuh tahun mulai 2016 lalu. 

Data yang mereka kumpulkan menunjukkan kalau suara di stratosfer itu berbeda daripada yang ada di permukaan Bumi. Di permukaan, sensor-sensor gelombang infrasonik menangkap sinyal yang telah didefleksikan oleh angin. Balon mengapung di atas aliran angin itu--mereka merekamnya sebagai tanda-tanda turbulensi dalam bagian lain atmosfer, dan suara infrasonik dari badai di laut.

Sedangkan di stratosfer, Bowman mengatakan, banyak gelombang infrasonik tak memiliki sumber yang jelas. Dia mempresentasikan penelitiannya itu dalam forum Acoustical Society of America di Chicago, Illinois, 11 Mei 2023. 

Dikatakan ahli ilmu atmosfer dan geoakustik ini, suara misterius mungkin saja terhubung ke jenis-jenis turbulensi atmosferik yang belum pernah diketahui. "Tapi infrasonik dalam stratosfer sangat jarang tereksplor sebelumnya sehingga sulit untuk membuat dugaan ilmiah," kata Bowman.

Dia menjelaskan, studi dengan balon seperti ini pertama dilakukan Angkatan Udara AS lewat eksperimen yang dikodekan sebagai Proyek Mogul. Dengannya mereka mencari cara mendeteksi gelombang infrasonik yang datang dari uji senjata nuklir Uni Soviet pada 1940-an. Satu balonnya ada yang jatuh di Roswell, New Mexico, yang membuat program rahasia itu mendapat sorotan dari publik. 

"Upaya menutupi misi sebenarnya balon itu telah memicu konspirasi UFO, dan kebanyakan data dari penerbangan balon berikutnya, berakhir pada 1960-an, tetap dijaga kerahasiaannya," kata Bowman. 

Roger Waxler dari University of Mississippi mengatakan tidak terkejut oleh gelombang infrasonik misterius yang muncul dalam rekaman dari stratosfer itu. Doktor bidang fisika dan astronomi ini menerangkan, di permukaan, sensor-sensor dapat diletakkan begitu saja dan sudah bisa langsung mengetahui secara pasti di mana gelombang infrasoni relatif satu sama lain, yang membantu kalkulasi darimana asalnya. "Dengan balon-balon, mereka (sinyal atau gelombang infrasonik) pergi begitu saja ke mana mereka pergi," kata dia. 

Bowman berkolaborasi dengan NASA untuk mengembangkan teknologi balon serupa untuk sebuah lokasi yang lebih tidak tereksplor: awan Venus. Dia dan koleganya ingin mengadaptasi balon-balon tenaga matahari untuk merekam infrasonik di atas permukaan Venus, yang dapat menolong mengidentifikasi aktivitas seismik di planet itu.

NEW SCIENTIST


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus